Muslimahdaily - Maria, gadis yang besar di Boulder, Colorado, Amerika Serikat berasal dari keluarga ateis sehingga membuatnya sangat asing dengan kata ‘Tuhan’. Maria sendiri juga ateis dan tidak percaya dengan agama apa pun. Intinya Maria tidak menganggap agama sebagai hal yang baik. Dia mengira agama adalah hal yang dapat menyebabkan banyak masalah. Sampai akhirnya maria berhubungan dengan seorang pria asal Pakistan.
Saat pertama kali bertemu tunangannya 2-3 tahun yang lalu, mereka tidak pernah membicarakan masalah agama. Maria juga tidak merasa pasangannya itu terlalu religius atau bagaimana, namun tunangannya sangat rendah hati. Dia tidak pernah berlaku jahat kepada orang lain meski dia tidak menyukainya, sebaliknya dia tetap bersikap baik kepada mereka. Dia juga tidak pernah memarahi Maria dan jahat kepadanya.
Dia tidak menyadari bahwa sikap tunangannya itu berhubungan dengan ajaran Islam, melainkan hanya sifat bawaan saja. namun ketika Maria memikirkannya lebih dalam, dia menyadari bahwa hal-hal baik yang ada pada tunangannya adalah karena agamanya, yaitu islam. Menurutnya mungkin karena dia seorang muslim makanya tunangannya itu berperilaku lebih terbuka dan rendah hati dan juga menjadi sosok yang sangat bersahaja.
Saat mereka sudah lama bertunangan, Maria akan melanjutkan sekolahnya di Arizona dan tunangannya itu berencana mengunjunginya. Dia mengemudi mobil dari Boulder ke Arizona untuk mengunjungi Maria, namun tunangannya terlibat kecelakaan dan kemudian meninggal.
Kematian tunangannya membuat Maria merasa terpukul tetapi juga menginspirasinya untuk mengenal islam lebih dalam karena dia merasa ada sesuatu dibalik kepergian tunangannya itu. Bahwa dia tidak mungkin mati begitu saja, Maria merasa pasti ada alasan dibalik hal ini, seperti ada kekuatan lain yang mengaturnya.
Dia kemudian lebih rajin membaca AL Quran digital yang dibelinya sebelum sang kekasih meninggal dunia. Dia juga berbicara dengan banyak orang. Saat dia membaca Al Quran, kira-kira 2 bulan setelah kematian tunangannya, dia merasa menemukan semua jawaban yang dicarinya selama ini, termasuk mengenai sikap tunangannya dan juga hikmah dari semua hal yang menimpanya.
Dia pun kemudian bersyahadat dan memberitahukan hal itu kepada teman-temannya. Mereka pun menyarankan Maria agar pergi menemui seorang ulama di Denver. Maria pun menemui ulama tersebut dan kemudian sang ulama itu ingin memastikan bahwa apa yang Maria lakukan didasarkan pada keinginan hatinya, bukan karena orang lain atau tunangannya. Maria pun meyakinkan sang ulama bahwa keinginan masuk islam itu memang berasal dari hatinya. Dia pun kemudian mengucapkan syahadat kembali di hadapan ulama itu dengan dua temannya sebagai saksi.
Dia tidak memberitahukan hal ini kepada orangtuanya karea dia tahu pasti orangtuanya tidak tertarik pada masalah agama. Orangtuanya kemudian sadar bahwa keputusan Maria menjadi Islam bukan hal yang main-main saat dia berpuasa penuh di bulan Ramadhan tahun lalu. Untungnya orangtua Maria menerima keputusannya itu.
Maria merasa sangat beruntung bertemu dengan tunangannya tersebut sehingga dia bisa mengenal islam dan menjadi muslim. Kini sudah banyak temannya yang mengikuti jejaknya menjadi muslim. Orangtuanya juga semakin mendukung keputusannya dan merasa Maria menjadi orang yang lebih baik lagi setelah masuk Islam. maria pun kini sudah berhijab, Alhamdulillah!