Muslimahdaily - Ada masa di mana hati terus berteriak akan kebenaran, namun pikiran seringkali menolaknya. Keadaan seperti tak memungkinkan, karena merasa sudah dijalan yang benar. Namun, nyatanya hati tak kuat untuk menahannya lagi, hingga akhirnya pikiran terkalahkan.
Jika bisa diungkapkan dengan kata-kata, mungkin begitulah alur cerita hidup seorang mualaf Reinaldo Abdoellah Fernandez. Pria ini membagikan kisah mualafnya kepada Kevin di channel Youtube Kevin Hendrawan.
Aldo lahir dari keluarga Katolik, orangtuanya adalah tokoh yang sangat aktif dalam kegiatan gereja, begitupun Aldo. Ia adalah salah satu aktifis gereja di kalangan anak muda. Menjadi anggota kelompok muda Katolik bahkan ia juga sempat bermain peran di FTV Rohani.
Selain itu, Aldo juga telah mengenyam pendidikan di sekolah Katolik sejak TK hingga SMP. Namun, lingkungannya mulai berubah ketika ia masuk SMA Negeri, yang latar belakang agamanya lebih beragam. Dari sanalah ia mulai dekat dengan Islam.
Pertanda yang tak dimaknai
Hidayah yang Allah titipkan pada Aldo tak datang begitu saja, jauh sebelum memeluk Islam ia seringkali dihadapkan dengan kejadian yang mendekatkannya pada Islam.
“Gua kerja di salah satu TV swasta di Manado, padahal gua Kristiani, tapi gua beberapa kali megang acara Ramadhan, jadi gua kenal beberapa ustadz disitu,” ujarnya.
Pertanda lainnya bahkan menghampiri Aldo hampir setiap tahun. Ia mengaku seringkali dimimpikan hal-hal yang tak pernah ia bayangkan, seperti mimpi sedang shalat, melihat masjid, bahkan melihat Nabi Isa dan Rasulullah yang selalu didamba untuk hadir di mimpi para muslim.
“Gua lihatnya dari belakang, gua nggak lihat mukanya. Jalan barengan,” katanya.
Saat itu Aldo tak berpikir jauh, ia menganggap bahwa itu hanyalah bunga mimpi dan bukan sebuah hidayah, menyimpulkan makna bahwa umat Kristen dan Islam tak boleh saling berselisih, harus jalan berbarengan. Bahkan semua rangkaian pertanda tersebut ia anggap sebagai ujian keimanannya.
Aldo juga seringkali berdiskusi dengan teman muslimnya di tempat kerja, bahkan ia mengaku senang menonton video kajian Islami dan perjalanan orang yang berpindah agama. Baik dari Kristen ke Islam begitupun sebaliknya. Namun tetap, Aldo masih enggan membuka hatinya untuk Islam.
Saat datang kebimbangan, ia selalu menyebut Tuhan Yesus dan berdoa, “Tuhan Yesus jangan buat saya mengkhianati engkau, karena saya tau sekali pun saya meninggalkan engkau, kau tidak pernah meninggalkan saya.”
Dentuman takbir di dalam hati
Allah memang Sang Maha pembolak balikkan hati manusia. Aldo selalu ingat perkataan temannya bahwa jika Allah sudah berkehendak maka tak ada yang bisa mengganggunya. Ketika hati pria ini masih tertutup, saat itu pula teman-teman muslimnya mendoakan agar ia segera mendapat hidayah.
Tibalah hari di saat Aldo memutuskan untuk meninggalkan agama lamanya. Saat waktu Maghrib menjelang Isya. Terdengar suara adzan di telinganya, namun kali ini suara tersebut mampu menyentuh hatinya sampai ia menangis.
“Gua denger adzan Isya dan nangis, gua mikir ini cuma perasaan aja dan masih menolak, tapi waktu itu ingin menyebut Tuhan Yesus berat,” ungkapnya.
Dadanya terasa sesak, seperti ada suara “Allahu Akbar” berkali kali dalam hatinya yang tak bisa ia hentikan. Akhirnya, Aldo membasuh wajahnya dan perlahan saat itu pandangannya terhadap Islam semuanya berubah, ia baru merasakan hidayah yang selama ini orang bilang.
Tanpa pikir panjang, Aldo memantapkan diri untuk segera memeluk Islam.
Ujian dari sebuah hidayah
Kabar ini tentunya sangat mengagetkan semua orang, terlebih orangtua dan kerabat gerejanya. Bagaimana tidak, hari Minggu Aldo masih pergi beribadah ke gereja, kemudian pada hari Rabu ia memantapkan diri untuk bersyahadat.
Aldo melihat ayahnya menangis terisak-isak ketika mengetahui kabar ini. Tak pernah seumur hidup ia melihat sang ayah menangis sedih seperti saat itu. Begitupun sang ibu, menangis kecewa dihadapannya. Anak yang selama ini dianggap sangat taat pada Tuhan dan agama lamanya, kini memutuskan untuk memeluk Islam.
Saat itu keluarganya berpikir bahwa Aldo terkena sihir atau guna-guna. Berbagai usaha dan doa dilakukan keluarga agar pria ini tersadar, namun Aldo berusaha untuk terus meyakinkan bahwa keputusan ini murni datang dari hati bukan karena pengaruh siapapun. Itulah hidayah yang selama ini ia anggap sebagai ujian.
Berkat kesabaran dan kuasa Allah, perlahan keluarganya kini bisa menerima keputusan Aldo dan melihat kesungguhannya. Saat ini bahkan keluarganya seringkali membangunkan dia untuk shalat subuh dan mengingatkan sahur ketika Aldo hendak puasa senin kamis.
Seiring berjalannya waktu, banyak teman-teman lamanya yang juga turut memberikan dukungan pada Aldo. Menghargai jalan yang telah dipilihnya. Kini ia merasa lebih tenang, merasakan indahnya Islam yang juga mengajarkan kebaikan.