Hafal 1 Juz Al Qur'an Sebelum Mualaf, Ini Kisah Gene Marcus Kalil

Muslimahdaily - Setiap mualaf pasti memiliki ceritanya masing-masing, suka, duka, pahit manis, ditinggal oleh keluarga dan sahabat tersayang. Berbagai pengorbanan harus mereka lakukan, demi mendapatkan sebuah ketenangan yang tak ternilai, kedamaian dalam Islam.

Cerita tersebut juga dialami oleh mualaf asal Amerika, Gene Marcus Kalil.

Terlahir dari keluarga beragama Roman Katolik, ia sudah dibaptis sejak usianya 1 tahun. Saat itu tentunya ia menyembah Tuhan Yesus, meminum alkohol dan menjalankan berbagai ritual keagamaan yang dianutnya.

Tetapi, Gene tak pernah mengaku dirinya sebagai Katolik yang taat. Ia terbilang sangat jarang pergi ke gereja dan tidak melakukan ibadah rutin. Gene memiliki cara berpikirnya sendiri tentang agama.

Pertemuan Gene dengan Islam

Kisahnya dimulai saat ia bertemu dengan seorang gadis muslim berdarah Turki. Gene sangat tertarik dengannya, ia mencari berbagai macam cara untuk bisa menarik perhatian si gadis Turki. Mulai dari belajar bahasanya sampai dengan belajar membaca dan menghafal Al Qur'an, semuanya telah ia lakukan.

Seiring berjalannya waktu, Gene tak berhasil mendapatkan gadis tersebut. Namun, satu yang ia dapatkan adalah, kecintaannya pada Al Qur'an dan Islam. Ia seperti menemukan sesuatu yang berharga, tanpa disadari pengorbanannya selama ini tak sia-sia.

Sejak saat itu, Gene melanjutkan apa yang telah ia mulai. Seperti shalat, membaca Al Qur'an dan bahkan ia juga sempat merasakan puasa Ramadhan, hanya satu yang belum ia lakukan, yakni syahadat.

Terhalang Restu Orangtua

Salah satu tantangan yang dihadapi Gene adalah restu dari sang ibu. Bukan pindah agama yang dipermasalahkan, tetapi lebih kepada usia Gene yang saat itu masih sangat muda, yaitu 15 tahun. Sang ibu menganggap bahwa keputusan untuk berpindah agama adalah keputusan yang harus diambil secara matang oleh orang yang sudah dewasa.

Jadi sang ibu memutuskan untuk memberi izin ketika usianya sudah 18 tahun.

Sebagai anak yang baik, ia menghargai keinginan ibunya dan memilih untuk menunggu. Di waktu menunggu itu, Gene tak meninggalkan ibadahnya, bahkan ia terus memperluas ilmunya dengan mencari tahu pada teman muslim dan juga membaca secara online.

Tak disangka, sebelum akhirnya Gene bersyahadat, ia telah menghafal 1 juz dalam Al Qur'an. 

Waktu pun berlalu, tepat satu hari sebelum usianya genap 18 tahun, ia mencoba untuk meminta izin kembali pada sang ibu. Kecewa yang ia dapatkan, ibunya meminta ia untuk melakukan itu pada saat usianya 21 tahun.

Namun ternyata, Gene sudah terlanjur bersyahadat.

Hal Terindah dalam Hidup

Menurut Gene Islam adalah agama yang sangat masuk akal. Ia senang karena Islam selalu memiliki alasan kuat dibalik semua perintahNya. Selalu ada bukti yang nyata, dari hadist, sejarah dan Al Qur'an tentunya.

Gene juga mengakui bahwa memeluk Islam adalah keputusan terbaik dalam hidupnya. Ia merasakan kedamaian, juga terkagum saat mengetahui bahwa muslim memiliki satu arah yang sama untuk shalat, yaitu Ka’bah. Menurutnya, Islam juga memperlakukan semua orang sama.

Semenjak menjadi muslim, Gene telah merubah cara pandangnya dalam melihat kehidupan. Ia selalu percaya bahwa apa yang ia miliki saat ini dan segala pencapaian serta segala sesuatu adalah terjadi atas kehendak Allah. Ia selalu mengembalikan semua pada Sang Maha Pencipta.

  • Terakhir, Gene juga berpesan pada orang-orang yang berniat untuk menjadi seorang muslim.

“Pikirkan itu secara matang-matang. Setelah masuk Islam kamu harus punya usaha untuk belajar lebih banyak lagi, jangan sampai keinginan tersebut hanya terlintas sekali dua kali kemudian langsung memutuskan untuk bersyahadat, namun pada akhirnya kamu malah kembali lagi,” ujarnya pada Muslimahdaily (2/4) di akhir wawancara.

Add comment

Submit