Muslimahdaily - Setiap orang pasti memiliki ceritanya masing-masing saat akan menggapai sebuah hidayah. Bisa melalui orang yang ia temui, buku-buku yang dibaca atau bahkan ketenangan dalam hati yang datang begitu saja hingga menuntunnya pada sebuah kebenaran.
Seperti itulah gambaran besar kisah pencarian jalan kebenaran dari seorang laki-laki keturunan Vietnam. Namanya adalah Andy, ia lahir dan tumbuh besar di Amerika bersama kedua orangtuanya yang beragama Kristen.
Namun, bagi keluarga Andy, agama hanyalah sebatas identitas dan bagian dari budaya sosial saja. Pada kenyataannya mereka hanya beribadah rutin pada hari minggu. Sisanya adalah hari-hari biasa.
Meskipun orangtuanya berasal dari Vietnam, Andy tumbuh di lingkungan teman sebayanya yang asli dari Amerika. Sehingga ia sempat sedikit kehilangan identitas pada waktu itu dan sama sekali tak mengetahui seperti apa budaya aslinya.
Sebuah Pencarian
Seiring berjalannya waktu, saat Andy masuk ke jenjang SMA ia mulai menganggap dirinya adalah seorang agnostik. Namun, ia mengatakan bahwa dirinya sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan dan alam. Ia percaya bahwa ada sesuatu yang indah di luar sana.
Hidup terus berjalan, Andy akhirnya sampai di bangku perguruan tinggi. Salah satu niatnya saat masuk perguruan tinggi adalah agar ia dapat lebih banyak bertemu dengan orang-orang yang satu suku dengannya. Tentu untuk menambah wawasan tentang budaya aslinya.
Tetapi takdir Allah berkata lain, laki-laki kelahiran tahun 94 itu justru dipertemukan dengan banyak teman-teman sebayanya yang beragama Islam. Sejak saat itu, ia mulai membuka pertemanan dengan orang-orang muslim di kampusnya.
"Aku hangout bersama mereka, bermain video game dan pergi bersama," ujarnya.
Karena Andy tumbuh besar di Amerika, ia menemukan sesuatu yang menarik dari teman-teman muslimnya.
"Mereka adalah orang-orang yang religus. Mereka tidak meminum alkohol, narkoba atau hal lain yang biasa dilakukan anak muda di Amerika,"
katanya dengan rasa kagum.
Melawan Islamophobia
Di tengah perjalanan mencari Islam, Andy dihadapkan dengan berbagai berita buruk di media tentang Islam. Terlebih saat itu berita tentang perang di Syria sedang mencuat. Media di negarnaya sibuk menyebarkan berita hoax yang menyebabkan munculnya Islamophobia.
Mendengar hal itu, Andy tak lantas percaya begitu saja. Hati nurani dan logikanya kemudian berpikir, sebab Islam yang ia lihat dari teman-teman muslimnya sama sekali tak sama dengan apa yang diberitakan oleh media.
"Aku tidak percaya apa yang dikatakan media," ungkapnya.
Ketenangan dalam Sujud
Untuk kembali meyakinkan dirinya, bahwa Islam adalah agama yang benar, suatu hari Andy memilih ikut bersama temannya ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum'at.
Saat tiba waktu shalat, iqamah telah berkumandang, temannya menghampiri Andy dan berkata, "Kamu bisa duduk disini saja atau melihat-lihat sekitar, atau mau ikut kita?"
Pada akhirnya Andy memilih untuk melaksanakan shalat dan mendapati pengalaman pertamanya sebelum menjadi seorang muslim.
Pertama Andy melihat mereka berbaris dengan rapat, kemudian saat imam membacakan surat Al-Fatihah, orang-orang mengucap amin, Andy mulai terkagum "wow ini sangat keren," gumamnya dalam hati.
"Bahkan saat aku tak mengerti pada saat itu ketika imam baca surat alfatihah hatiku bisa mengerti dan merasakan kedamaiannya," ujar Andy.
Setelah melewati beberapa gerakan, tibalah saatnya ia bersujud.
"Ketika jidatku menempel di atas sajadah untuk pertama kalinya, aku merasakan sebuah ketenangan yang selama ini belum pernah kurasakan dalam hidupku," katanya saat diwawancarai Muslimahdaily, Selasa (22/9).
Setelah momen shalat pertamanya dan semua pengalaman yang telah ia lewati bersma teman-teman muslimnya, Andy mulai berpikir bahwa ada sesuatu dengan agama ini. Ada kebenaran di dalamnya.
Saat Andy Akhirnya Bersyahadat
Pencarian terus berlanjut, Andy pun tetap melakukan ibadah ritual secara sembunyi-sembunyi di rumahnya. Bahkan saat bulan puasa ia juga sempat ikut melakukannya, meskipun saat itu ia belum mengucap syahadat.
Suatu ketika, sang ibu mengetahui bahwa Andy sedang menjalankan ritual agama dengan berpuasa. Respon sang ibu sempat membuatnya down dan akhirnya berhenti sejenak dari Islam.
Sang ibu meminta Andy untuk saat ini fokus memikirkan sekolah, baru setelah lulus ia boleh memikirkan soal agama.
Waktu pada akhirnya terus berjalan, Andy kembali memutuskan untuk mempelajari Islam lebih dalam. Ia akhirnya pergi ke salah satu masjid di Atlanta, Amerika Serikat. Disana ia bertemu dengan muslim dari berbagai daerah, dan itu membuatnya terkagum.
Bertekad untuk mencai tahu lebih banyak, Andy bergabung dalam sebuah kelompok belajar agama Islam yang dipimpin langsung oleh seorang guru. Lewat lembaga itu Andy akhirnya bertemu dengan orang-orang yang juga memiliki tujuan yang sama. Bahkan beberapa dari mereka adalah mualaf.
Setelah meyakinkan diri dan mendapat banyak pencerahan dari teman sekitarnya, Andy akhirnya memutuskan untuk bersyahadat. Seorang teman kemudian mengurus pertemuannya dengan syeikh untuk membimbing Andy mengucap dua kalimat syahadat di tengah jamaah
masjid.
"Ketika aku mengucap syahadat, semua orang mengucapkan selamat dan memelukku. Momen itu sangat emosional bagiku," ujarnya.
Ujian Setelah Beriman
Andy baru memberi tahu keluarganya satu tahun setelah ia bersyahadat. Di awal, kabar ini tentu membuat ibunya sedih. Namun, seiring berjalannya waktu Andy mencoba untuk membuktikan bahwa Islam mengubahnya menjadi pribadi yang lebih baik.
Perlahan keluarganya pun mulai menerima. Andy juga pada akhirnya belajar bahasa ibunya dan beberapa kali mengunjungi saudara dan kerabatnya di Vietnam.
Menjadi seorang mualaf bukanlah perkara mudah bagi Andy, ia berkali-kali mendapat bisikan dari syaitan yang selalu megatakan bahwa dirinya bukan muslim yang baik, bukan orang baik dan lainnya.
Tetapi pada akhirnya Andy tetap bertahan dan menghalaunya dengan berdzikir kepada Allah dan bershalawat kepada rasulullah. Ia juga membaca kisah para nabi untuk mendapatkan inspirasi tentang perjuangannya mereka melewati berbagai ujian dan kesulitan.
Andy juga merupakan orang yang perfeksionis, hal ini yang sempat menyulitkannya di awal-awal masuk Islam. Tetapi kemudian ia tersadar bahwa hidup adalah sebuah perjalanan dan pembelajaran. Allah juga lebih menyukai sesuatu yang sedikit sedikit tapi konsisten dan terus berprogres.
Kini Andy semakin menyadari bahwa Islam adalah agama yang sempurna, indah dan penuh dengan kasih sayang. Ia juga yakin bahwa Allah akan selalu ada untuknya.