Muslimahdaily - Benci jadi cinta, mungkin kita sudah tak asing lagi mendengr kata-kata itu, dan nampaknya kata itu cocok dilbelkan pada kisah mualaf yang satu ini. Seorang pria asli keturunan Tionghoa yang pada awalnya sangat membenci Islam, namun kini hatinya telah berlabuh pada Islam.
Wendy Lofu, menceritakan lika-liku perjalanannya mengenal Islam lewat video yang diunggah dalam Youtube Vertizone TV pada tanggal 13 Okober 2020.
Saat ditanya alasannya memilih Islam, Wendy mengatakan bahwa semuanya telah berjalan begitu saja dengan tidak sengaja.
“Bisa dibilang saya ini terpaksa masuk Islam. Karena tujuan pertama saya untuk mengenal Islam itu untuk memfitnah Islam,” ujarnya sambil menghela nafas.
Menjadi dalang kebencian terhadap Islam
Begitulah awal mula pertemuan Wendy dengan Islam. Didorong oleh rasa kebencian, ia akhirnya memutuskan untuk mencari tahu berbagai macam informasi tentang Islam yang kemudian bisa menjadi bekal untuk memfitnah agama Allah ini.
Wendy sendiri pun tak tahu persis dari mana kebenciannya berasal, tetapi karena ia adalah murni keturunan Tionghoa, secara pribadi ia merasa sangat rasis pada muslim. “Saya bener-bener tidak suka dengan Islam dulunya,” kata Wendy.
Dahulu, Islam yang ia tahu adalah agama yang mengajarkan radikalisme, tidak mementingkan agama lain dan penuh dengan keburukan.
Kebenciannya itu pada akhirnya mengarahkan dia pada perbuatan yang nyata. Wendy sempat membuat sebuah kelompok khusus untuk memfitnah Al-Quran. Menyangkal segala kebenaran yang ada di dalamnya untuk kemudian disebarkan di sebuah forum online.
Wendy sadar bahwa saat akan mencari kesalahan dalam Islam, ia harus memahami terlebih dahulu kitab suci mereka, yaitu Al-Quran. Bahkan dengan niat yang sangat besar, ia juga sempat mempelajari hadist-hadist Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
Pria keturunan Tionghoa ini bahkan sempat menyamar menjadi seorang muslim di media sosial, untuk kemudian membawa topik perdebatan. Disisi lain, Wendy membuat akun non muslim yang masuk pada perdebatan pada akhirnya memunculkan amarah dari muslim lainnya.
Tak ada kesalahan di dalam Al-Quran
Seiring berjalannya waktu, semakin dalam ia membaca dan mengulang terus bacaan Al-Qurannya, semakin ia tak menemukan kesalah sedikitpun di dalamnya. Wendy mulai merasa bahwa semua yang ia lakukan seperti tak ada gunanya.
Al-Quran justru memeberikan banyak jawaban bagi kehidupannya, segala ilmu pengetahuan yang sudah tertulis di dalamnya jauh sebelum adanya teknologi. Ia banyak dibuat kagum oleh kitab suci umat Islam itu. Sampai akhirnya Wendy jatuh cinta pada Islam dan memutuskan untuk bersyahadat.
Respon sang mama yang menyentuh hati
Sebelum meutuskan untuk menjadi seorang muslim, Wendy dikenal sebagai anak yang nakal bahkan ia mengaku dirinya tak berguna, hanya suka membawa masalah, baik masyarakat dan juga keluarga.
Hubungannya dengan sang mama pun sangat tidak harmonis kala itu, ia bahkan sempat tak diaku sebagai anak
“Sampai pernah teman saya datang ke rumah, dan mama saya mengatakan saya tidak punya anak yang namanya Wendy,” ungkap Wendy.
Tetapi, saat Wendy akhirnya memutuskan untuk bersyahadat, orang yang pertama kali ia kabarkan adalah mamanya. “Mah saya sudah syahadat ya, saya sudah masuk Islam,” ujarnya.
Saat itu yang ada di pikiran Wendy adalah bahwa sang mama akan mengusirnya dari rumah dan ia mungkin akan lebih tidak diaku sebagai anak.
Namun, nyatanya Allah berkata lain. Sang mama justru sangat bersyukur pada saat itu.
“mama saya malah mengucapkan, ‘Alhamdulillah, setan di rumah itu sudah pergi. Setan itu saya yang dulu. Betapa nakalnya saya, betapa ga bergunanya saya deh, saya benar-benar sampah masyarakat. mama sangat merestui saya masuk Islam,” ujar Wendy.
Saat pertama kali bertemu dengan mamanya setelah menjadi mualaf, Wendy merasa sangat senang. Karena namanya kini kembal disebut. Bahkan dukungan pun turut diberikan oleh sang mama. Saat Ramadhan, Wendy kerapkali dibangunkan saat sahur dan disiapkan makanan untuk berbuka puasa. mamanya juga seringkali mengingatkan Wendy untuk shalat dan tidak meninggalkannya.
Pesan bijak untuk pernikahan Wendy
Salah satu hal yang membuat Wendy terharu dari sikap mamanya adalah saat ia akan menikah dengan wanita pilihannya. Meski sempat ada perbedaan harapan tentang jodoh saat itu, terutama tentang persyaratan suku, Wendy bisa mewujudkan kriteria lainnya. Yaitu wanita yang bisa mengurus Wendy dengan baik, dari segi keuangan dan juga memahami pribadi Wendy.
Pada akhirnya sang mama menyetujui pernikahannya. Namun, dengan tiga persyaratan yang harus Wendy patuhi. Awalnya Wendy mengira bahwa persyaratan ini akan sulit dan sangat jauh dari syariat Islam, namun nyatanya semua adalah sesuai dengan nilai-nilai Islam.
“Pertama jangan pernah sekalipun kamu mengecewakan istri kamu apalagi sampai memukul. Kedua, seburuk apapun istri kamu jangan pernah ngadu ke saya, selesaikan sendiri kamu yang memilih dia, saya tidak mau menengar kata perpisahan karena masalah kecil. Ketiga, prioritaskan keluarga istrimu. Jangan berat sebelah. Terahir ketika surat ini (persetujuan) sudah dikasih catatan sipil kamu harus bisa tanggung segala resikonya," cerita Wendy sambil menahan haru.
Meski saat ini belum semua keluarga menyetujui keputusannya, Wendy masih berharap bahwa kondisi keluarganya bisa kembali seperti semula. Terakhir, Wendy menyampaikan pesan cintanya untuk sang mama.
“mama meskipun sekarang kita jauh, aku cuma satu kalimat yang tidak bisa saya ucapkan pada mama langsung, aku sayang banget sama mama, pengen keluarga yang dulu. Sayang aku ke mama tiga kali lipat lebih besar, seperti yang diperintahkan kitab suci aku mah," ujarnya lirih.