Muslimahdaily - Dahulu Rasya adalah seorang wanita beragama Hindu, ia belum banyak tertarik dengan Islam. Hal tersebut disebabkan karena ia belum memberikan kesempatan pada dirinya untuk meneliti, mendalami dan mencari kebenaran.
Sepanjang usianya, Rasya sebenarnya tak begitu yakin dengan agama Hindu. Namun yang menjadi permasalahannya adalah, Rasya belum menemukan sebuah agama pengganti yang bisa mengeluarkannya dari kebingungan.
Setelah beberapa waktu berlalu, Rasya merasa agama Nasrani lebih cocok dengan hatinya. Mulailah ia mempelajari ajaran-ajaran agama tersebut dan pergi ke gereja secara sembunyi-sembunyi.
Waktu terus berjalan, datanglah sebuah kesempatan saat Rasya mendapat pekerjaan di Emirat Arab. Disanalah kisahnya bersama Islam berawal.
Pada suatu hari, rasya sedang menunggu di ruang tunggu keberangkatan di salah satu bandara domestik. Disana ia berkenalan dengan seorang pemuda dari Indonesia dan berbincang-bincang dengannya. Jadwal keberangkatannya satu jam lebih awal daripada jadwa keberangkatan Rasya.
Disaat pemuda itu hendak berangkat, pemuda itu berpamtian pada Rasya dan menyerahkan sebuah hadiah kemudian berkata, "Ini kalau mau baca-baca, agar kamu tidak merasa bosan menunggu jadwal penerbangan," ujar pemuda tersebut. Saat Rasya melihatnya, ternyata itu adalah sebuah majalah islami.
Mulailah Rasya membolak-balikkan majalah tersebut dan membacanya. Ada sebagian tulisan yang menarik hatinya. Terutama tentang cara penyelesaian masalah keluarga yang menyentuh fitrahnya sebagai seorang wanita.
"Lebih khusus dari sisi wanita yang sama sekali tidak diwajibkan untuk bekerja dan memberikan nafkah, bahkan wanitalah yang ditanggung kebutuhannya oleh suami," ujarnya.
Begitupula tentang beberapa kisah orang yang memutuskan untuk memilih Islam. Rasya mulai mengkhayalkan dirinya seolah-olah ialah pemilik kisah tersebut.
Sejak saat itulah Rasya mulai memikirkan Islam. Ia memutuskan untuk mencari beberapa edisi selanjutnya dari majalah yang ia terima waktu itu. Dengan harapan agar pemikiran Islam benar-benar merasuk dan mendalam ke dalam jiwanya atau hilang sama sekali. Tetapi nyatanya ia kesulitan untuk mendapatkan majalah terebut. Wanita itu bahkan bertanya pada beberapa orang Indonesia, dan mereka tidak mengetahuinya.
Akan tetapi pada akhirnya ada salah satu di antara mereka yang mengabarkan bahwa tempat terdekat yang menjual majalah tersebut adalah di Saudi Arabia.
Secara kebetulan, boss Rasya saat itu hendak pergi umrah ke Makkah, kemudian ia meminta kepadanya untuk dibelikan majalah tersebut. Bossnya bahkan merasa aneh, karena majalah itu adalah majalah islami, sedangkan Rasya bukanlah seorang muslim. Tetapi dengan baik hatinya, sang boss membelikan majalah itu untuk Rasya sepulangnya di dari ibadah umrah.
Rasya pun membuka setiap lemarannya dengan penuh kerinduan. Bersama tulisan-tulisan di dalam majalah tersebut, Rasya menjadi sangat yakin terhadap Islam. Tetapi masih ada beberapa pertanyaan dalam benaknya tentang Islam yang belum bisa terjawab. Tak cukup hanya dari majalah tersebut.
Akhirnya Rasya memutuskan untuk menemui Imam Masjid yang berada di distrik tempatnya tinggal, Imam tersebut belum mengenal rasya sama sekali. Rasya pun mulai melontarkan beberapa pertanyaan, dan sang Imam meberikan jawaban yang sangat meyakinkan dan menenangkan Rasya pada saat itu.
Setelah itu, sang Imam mengajak Rasya untuk berkunjung ke rumahnya dan memberikan ia dua buah buku berbahasa Inggris tentang Islam. Pada pertemuan berikutnya, beliau memberikan Rasya beberapa buku berbahasa Indonesia.
Pertemuan berakhir, Rasya sempat menghilang beberapa minggu hingga akhirnya ia kembali lagi bertemu dengan Imam tersebut dan meminta pendapat mengenai Sang Pencipta, Allah Ta'ala dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, juga bagaimana caranya untuk masuk Islam.
Mendengar hal tersebut, Imam Masjid itu merasa sangat bergembira. Rasya pun mendapatkan banyak pelajaran mengenai Islam. HIngga akhirnya ia mantap dan memutuskan untuk bersyahadat. Ia merasa sangat berterima kasih pada Imam Masjid itu yang telah banyak membantunya mengenal Islam.
Begitupun pada majalah yang pertama kali ia baca, kini Rasya memutuskan untuk berbagi ceritanya juga di majalah tersebut, sama seperti kisah mualaf yang pernah ia baca disana.
Note: Rasya (nama samaran)
Sumber: Kisah Para Muallaf yang Menakjubkan - Syaikh Mamduh Farhan al-Buhairi