Muslimahdaily - Sebuah pengalaman yang tak terlupakan bagi Jennifer, wanita Amerika yang terlahir sebagai seorang Katolik. Jennifer tinggal di sebuah apartemen yang dikelilingi bar malam. Suara orang mabuk yang menyanyi tertawa, dan berteriak di jalan depan apartemennya menyeruak hingga ke dalam kamarnya setiap dini hari.
Jennifer bukan wanita yang suka pergi ke pesta. Sebaliknya, Jennifer adalah orang yang terbuka dan bergaul dengan banyak komunitas kepercayaan di lingkungan sosialnya. Ketika Ramadhan tiba, dia pun tertantang untuk mencobanya.
Pada awalnya, Jennifer melihat teman-temannya berpuasa sepanjang hari di musim panas dan dia sangat penasaran, terlebih lagi kebingungan. Bagaimana seseorang bisa menahan tidak makan dan minum sepanjang hari di cuaca yang sangat panas seperti itu. Sulit baginya menerima jawaban jika menahan makan dan minum bisa membawa seseorang dekat dengan Tuhannya.
Jennifer hanya tahu, tentu puasa akan membuatnya kehausan dan kelaparan. Tapi dia ingin mencoba tantangan tersebut. Mencoba rasanya puasa, meski hanya tiga hari saja, bukan satu bulan.
Maka Jennifer memulainya. Dia bangun dini hari dan kemudian makan sahur. Setelah itu, dia mencoba menahan rasa lapar dan hausnya. Teman-teman muslim membantu Jennifer melalui semua itu. Dia tidak hanya berpuasa, tapi juga mengikuti rutinitas teman muslimnya.
Setelah berbuka puasa, Jennifer ikut pergi ke masjid dan melihat dari belakang dengan tenang teman-teman muslimnya beribadah. Setelah itu, dia juga mendengarkan lantunan ayat Al-Qur'an yang ia definisikan sebagai sesuatu yang indah. Dari sana, dia mengerti, bahwa Islam punya makna yang sangat mendalam soal ibadah.
Melihat muslim yang bertemu bersamaan di malam hari setiap Ramadhan membuat Jennifer kagum akan kebersamaan komunitas mereka. Apalagi, ketika dia ikut berbuka puasa bersama keluarga temannya dan berbagi makanan satu sama lain, Jennifer sadar, orang-orang salah tentang Islam selama ini.
Banyak yang mengira muslim berpuasa hanya karena terpaksa dan menyiksa diri mereka. Tapi pengalaman tiga hari berpuasa sebagai non muslim saat itu membuat Jennifer mengerti, begitu banyak pelajaran yang dia dapatkan di Bulan Ramadhan. Ramadhan bukan hanya soal komunitas muslim dan peningkatan level keimanan mereka, tapi bagi Jennifer, puasa adalah momen baginya untuk menaklukan dirinya sendiri.
Jennifer terkejut pada dirinya sendiri karena punya kekuatan untuk bertahan sepanjang hari tanpa makanan dan minuman. ia juga belajar mengontrol emosi dirinya sendiri saat lapar dan haus terasa. Bahkan, pelajaran yang paling berharga adalah kini dia memiliki rasa empati terhadap mereka yang kurang beruntung, yang selalu kelaparan sepanjang hari karena keadaan.