Muslimahdaily - Hijaber berparas manis ini sering wira-wiri di media sosial Youtube. Dia kerap membahas produk kosmetik atau menceritakan pengalaman hidupnya. Namanya Samantha Mariam, terlahir sebagai orang Filipina, menghabiskan masa remaja di New Zealand. Meskipun dibesarkan di keluarga penganut Katolik yang taat, namun dia malah memilih menjadi mualaf di usia yang relatif muda.

Melalui blog dan vlog pribadinya, Samantha membagikan kisahnya dalam menemukan Islam. Bagaikan memutar mesin waktu, Samantha mengenang kembali masa kecilnya di Filipina. Negara lumbung padi tersebut sangat dipengaruhi agama Katolik. Semua temannya, keluarganya, bahkan sekolah tempat dia menuntut ilmu memegang teguh ajaran Katolik.

Pada satu waktu, mereka belajar Bible, di waktu lainnya mempelajari sains. Gadis itu menemukan informasi yang kontradiktif antara kedua pelajaran tersebut. Dia memberondong gurunya dengan berbagai pertanyaan. Mengapa Bible menerangkan seperti ini, tapi sains justru memberikan penjelasan berbeda.

“Tuhan bekerja dengan cara yang misterius. Percayalah pada Tuhan!” Begitulah jawaban si guru. Segala pernyataan itu tidak mampu menjawab pertanyaan Samantha.

Gadis itu terus mempertanyakan hal-hal yang sama selama bertahun-tahun, hingga dia sampai pada titik jenuh. Dia tidak punya pilihan selain menuruti saja aturan yang sudah ada. Dia berhenti bertanya, tapi hatinya terasa kosong.

Menginjak usia 12 tahun, keluarga Samantha pindah ke New Zealand. Mereka mengalami masa-masa sulit dalam hal keuangan dan tempat tinggal. Samantha merasa sangat tertekan dan melampiaskan kebenciannya pada dunia dengan merokok dan menenggak alkohol. Tidak satu kali pun Tuhan terlintas dalam benaknya.

Suatu hari, kesadaran menyentuh nuraninya hingga berhenti melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moral. Samantha mulai memperbaiki hubungan dengan keluarganya. Demi membahagiakan mereka, dia mulai rajin pergi ke gereja. Sempat menjadi atheis, Samantha pun kembali menemukan konsep Tuhan, meskipun hatinya masih terasa kosong.

Ketika duduk di bangku perkuliahan, wawasan Samantha semakin berkembang di lingkungan yang multikultural. Dia dikelilingi teman-teman yang baik dan sepemikiran. Lucunya, mayoritas dari mereka adalah muslim.

Sementara itu, ketertarikannya pada agama Islam justru dimulai ketika banyak pemberitaan yang menyudutkannya. Samantha menemukan ketidaksesuaian fakta. Potret muslim di media barat adalah individu yang kasar, ekstremis, dan membenci kaum ‘kafir’. Padahal, teman-temannya yang muslim beserta keluarga mereka menerimanya layaknya keluarga sendiri.

Terdorong oleh rasa penasaran yang besar, dia pun mulai mempelajari Islam. Dia ingin mengetahui bagaimana muslim yang sebenarnya, apa yang agama mereka ajarkan. Samantha bahkan tidak segan-segan menelusuri isi kitab suci Al-Quran.

Sungguh mengejutkan! Ayat-ayat Allah yang diturunkan berabad-abad lalu itu juga menjelaskan tentang sains yang akurat. Samantha menemukan sebanyak 80 persen dari penjelasan Al-Quran konsisten dengan sains, sedangkan sisanya ambigu. Ilmu pengetahuan belum bisa membuktikan maupun membantah sisa yang 20 persen itu.

Ingatannya kembali ke masa lampau ketika pertanyaan-pertanyaan tentang Tuhan dan ilmu pengetahuan menggema di benaknya. Kini, pertanyaan itu terjawab di Al-Quran. Tidak pernah terbetik pun di pikirannya bahwa sains dan agama bisa menyatu dalam satu kitab.

Jelas sekali bahwa kitab suci tersebut adalah firman-firman Allah yang nyata, bukan karangan Nabi Muhammad karena beliau tidak bisa membaca dan menulis. Apalagi data-data ilmu pengetahuan yang akurat belum terjangkau oleh manusia pada zaman itu.

Kekaguman Samantha semakin memuncak tatkala Bunda Maria, figur yang menjadi panutannya, disebutkan begitu banyak di Al-Quran. Bahkan, ada sebuah surah yang didekasikan khusus untuk Bunda Maria, yakni surah Maryam. Islam juga sangat menghormati Yesus sebagai salah satu utusan Allah.

Samantha terus membalik lembar demi lembar halaman Al-Quran. Semakin dia mempelajari Islam, semakin dia mengenali dirinya. Kekosongan itu telah terisi dengan kedamaian. Dia pun mengambil keputusan besar dalam hidupnya yaitu memeluk Islam.

Setelah menjadi mualaf, Samantha perlahan mulai tertarik mengenakan hijab. Dia menceritakan ketertarikannya pada hijab di vlog-nya dan menjadi inspirasi bagi wanita muslimah maupun nonmuslim.