Muslimahdaily - Carissa Grani, wanita yang memutuskan untuk masuk agama Islam pada saat pandemi Covid-19 melanda, tepatnya 15 Maret 2020. Kisah mualafnya yang penuh rintangan ia bagikan ke publik lewat kanal YouTube Rasil TV.

Mengutip dari Rasil TV, wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi ini mengaku tertarik untuk menjadi mualaf karena pengamatannya tentang keterkaitan aturan-aturan selama Covid-19 dengan ajaran islam. Pastinya, aturan yang dianjurkan pemerintah dapat mengurangi dampak tertular virus Covid-19.

Drg Carissa lahir dan tumbuh dikeluarga Kristen. Ia mengenyam pendidikan dasar di sekolah Kristen, yakni SD Katolik Mater Dei di Pamulang, Tangerang Selatan. Lalu menempuh pendidikan SMA di Magelang, Jawa Tengah. 

Wanita 37 tahun ini melanjutkan pendidikan S-1 di Universitas Indonesia, kemudian lanjut menempuh S-2 di Universitas Esa Unggul. Kini, aktivitasnya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jakarta Barat.

Dalam obrolannya di Rasil TV, drg Carissa menceritakan perjalanannya dalam mengenal Islam di awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu.

Ia mengatakan bahwa selama pandemi Covid-19 pemerintah menghimbau untuk menggunakan masker, menjaga jarak, dan tidak boleh bersentuhan.

“Jadi suatu hari di awal bulan maret itu awal pandemi, itu kan kita lagi digalakkan untuk pakai masker, sering cuci tangan, terus ga boleh jabat tangan gitu ya,” kata drg Carissa dikutip dari Rasil TV.

Sehingga ia berfikir imbauan dari pemerintah tersebut sejalan dengan ajaran agama islam. Seperti contoh yang ia sebutkan, dalam islam, wanita yang menjaga wudhu tidak bisa bersalaman dengan sembarang lawan jenis. 

“Entah kenapa saya berfikirnya saat itu kaya melihat wanita muslimah yang menjaga wudhu yang ga boleh salaman,” ucapnya.

Dengan profesinya yang berlatar belakang sebagai dokter, tidak bersentuhan saat menjaga wudhu ia anggap ajaran yang baik dan sejalan dengan anjuran pemerintah saat pandemi berlangsung.

“Secara medis itu semua bisa dijelaskan, nah itu saya mulai tertarik,” kata drg Carissa.

Karena itulah ia tertarik untuk mendalami agama Islam yang dapat dibuktikan secara ilmiah maupun ajaran dalam agama itu sendiri. 

Proses mendalami agama Islam ini tidak selalu berjalan lurus, terkadang ada saja hal-hal yang menyebabkan drg Carissa ragu. 

Namun, ketika rasa ragu datang selalu ada jawaban atas keraguannya tersebut hingga akhirnya ia memantapkan hati dan mengucap kalimat syahadat.

Ibu dari tiga orang anak ini mengucapkan kalimat syahadat di Mualaf Center, Jakarta Barat.

Keputusannya menjadi mualaf mendapat tantangan yang begitu beragam. 

Mulai dari perceraian dan KDRT yang disebabkan karena sang suami tidak setuju dengan keputusan drg Carissa untuk menjadi mualaf. 

Tak hanya itu, ia juga diancam akan dibunuh bersama anak-anaknya sampai dituduh berselingkuh.

Drg Carissa akhirnya melindungi diri dengan memutuskan pindah sementara ke Sentul, Bogor.

Walaupun ia sempat mengalami banyak kesulitan di awal kehidupan barunya sebagai mualaf, ia merasakan adanya hikmah luar biasa di masa pandemi ini. Ia juga menyebutkan apa yang terjadi di dunia ini sudah diatur sedemikian rupa oleh Allah Subhanahu wa ta'ala.

“Kalo apa yang terjadi dalam hidup kita tuh sudah tertulis dalam Lauhul Mahfudz ya,” tutupnya.