Muslimahdaily - Tina Styliandou lahir di Atena, Yunani dari pasangan orangtua Ortodoks Yunani. Ayahnya memiliki kebencian mendalam terhadap Islam. Ceritanya keluarga sang ayah tinggal di Turki. mereka memegang teguh agama Kristen ortodoks hingga sampai pada saat pemerintah Turki memutuskan untuk mendepak warga asal Yunani dan mengambil harta mereka, maka keluarga ayahnya kembali ke Yunani dengan tangan kosong. Hal yang dilakukan muslim Turki kepadanya telah membuat sang ayah sangat membenci Islam.
Ibunya pun tak kalah membenci Islam juga. Keluarga sang ibu tinggal di daerah perbatasan Yunani dan Turki. Selama penyerangan oleh Turki, mereka menduduki pulau tersebut, membakar rumah penduduk dan untuk selamat keluarga sang ibu pun pindah ke pulau utama di Yunani.
Sebagai informasi, lebih dari 400 tahun Yunani diduduki oleh Turki dan dia diajarkan untuk percaya bahwa kejahatan yang terjadi kepada Yunani disebabkan oleh Turki dan Islam. Kebanyakan rakyat Turki memang Islam dan dia percaya bahwa agama mereka merefleksikan diri mereka sendiri. Selama ratusan tahun rakyat Yunani diajarkan untuk membenci dan mengejek islam. Dalam buku sekolah di Yunani, mereka menyebut Muhammad bukanlah nabi melainkan pemimpin dan politikus yang sangat pintar yang membentuk aturan bagi yahudi dan Kristen dengan aturannya sendiri.
Namun meski hidupnya dipenuhi materi untuk membenci Islam, namun Tina bersyukur bahwa rasa benci itu tak sampai masuk meresap dalam hatinya. Saat remaja, dia sangat suka membaca dan tidak begitu terkesan atau yakin dengan ajaran Kristen. Dia percaya akan adanya Tuhan, namun dia bingung mengenai konsep tuhan yang dipercayainya sejak kecil tersebut. Dia pun kemudian bertemu dengan suaminya, seorang Muslim yang menikahinya meski berbeda agama. Sejak menikah, Tina selalu bertanya kepada suaminya tentang Islam. Setelah 3 tahun menikah, setelah yakin dengan apa yang ketahui dan pelajari soal Islam, Tina akhirnya masuk islam.
Meski awalnya dia merahasiakan hal ini dari keluarganya, namun Tina bertekad untuk terus berusaha menjadi muslim yang baik. Karena di tempat tinggalnya tidak ada satupun tempat yang mendukung komunitas muslim, dia berencana pindah ke negara islam jika putrinya lahir nanti.
Dia tidak mau anaknya harus tumbuh di negara yang membenci islam. Di tempatnya sekarang tidak ada masjid, islamic center atau restoran halal. Jika pun ada muslim di derahnya, mereka tidak menjalankan kewajiban seperti biasa seperti shalat atau berpuasa karena terpengaruh lifestyle disana. Tina dan sang suami juga hanya mengandalkan kalender jika masuk bulan Ramadhan tanpa ada suara adzan atau waktu tepat untuk berbuka. Namun dia yakin dengan ketulusan maka Allah akan membantu mereka menjadi muslim seutuhnya.