Muslimahdaily - "Saya menghadapi masalah sulit karena proses perceraian tahun 2013 itu. Tapi saya sangat dipersulit untuk mau memulai hidup baru. Belum lagi Ibu saya yang sangat mengutamakan apapun dengan materi. Dia suka berhutang dan akibatnya saya yang harus membayar hutang-hutangnya.
Saya makin tertekan karena sering kena maki dan dimarahi. Saya jadi sangat sensitif dan merasa rendah diri dengan ketidakberhasilan saya dalam hidup. Saya depresi berat dan sering menangis berjam-jam karena tertekan dengan keadaan yang saya alami. Rasa ingin bunuh diri begitu keras. Tapi demi anak-anak, kadang saya tidak makan atau harus bermuka tebal dengan meminjam uang pada teman-teman dekat agar kami bisa bertahan hidup. Saat-saat yang sulit."
Menghadapi perceraian, selalu bertengkar hebat dengan Ibunda membuat wanita ini dilanda keterpurukan yang dalam. Tak jarang terbesit keinginan untuk segera saja mengakhiri hidupnya, bukan hanya sedikit, namun begitu kuat dan besar.
Namun wanita itu, Fatimah Risma, menemukan topangan yang membantunya kembali berdiri. Di tahun 2013 silam, ia ingin mengetahui tentang bagaimana caranya perempuan dihargai. Mencari sumber bacaan lewat internet, Fatimah malah menemukan banyak sekali artikel tentang kedudukan wanita dalam Islam. Ia membacanya satu per satu kala itu dan semakin lama, semakin keranjingan.
Dari berbagai artikel yang ia baca, Fatimah begitu takjub karena Islam memiliki begitu banyak keindahan tentang betapa mulianya seorang wanita. Tanpa ragu, buku dan berbagai artikel tentang keislaman dilahapnya. Ia pun sesekali bertanya pada sahabatnya yang muslim. Tanpa disadari, Fatimah yakin bahwa Islam adalah agama yang baik untuknya.
Saat itulah, ia mulai mencari tahu bagaimana caranya agar bisa menjadi seorang muslimah. Semua adalah hasil pencariannya sendiri hingga ia resmi mengucap dua kalimat syahadat di Bogor Mualaf Center. Tempat itulah yang masih ia tuju ketika ingin menemukan jawaban dari setiap pertanyaannya.
Perubahan yang luar biasa yang tak pernah disesali Fatimah pun membuatnya semakin bahagia. Tak ada lagi pikiran untuk bunuh diri yang kerap kali menghinggapinya. Berbagai cobaan hidup yang pelik ia jalani dengan hati yang positif, karena Fatimah yakin, derajatnya akan dinaikkan. Ia pun kini lebih sabar dan mendapat ketenangan karena bisa berdoa dan berdzikir pada Allah.
Meski tak mudah karena harus sembunyi-sembunyi dalam melakukan ibadahya sebagai muslimah, Fatimah tak pernah menyerah. Baginya, Islam adalah agama yang membuatnya damai dan menata hidupnya dengan detail.
"Aku merasa sangat dihargai karena Islam sangat menghargai kehormatan perempuan. Aku merubah gaya busanaku yg seksi-seksi menjadi serba tertutup. Selalu menggunakan celana panjang lengan panjang. Aku jadi merasa lebih aman juga ketika harus naik kendaraan umum. Agama ini mengajari aku bagaimana sesering mungkin untuk bicara dengan Allah, bahwa aku tidak bisa mengandalkan siapapun selain Allah. Aku jadi terbiasa mengandalkan dan melapor apapun yg akan aku lakukan dan apa yang akan aku hadapi pada Allah. Aku mengadu atau bersyukur atau berterimakasih, apapun aku selalu bicara padaNya di setiap shalat-shalatku. Aku sangat suka melakukan shalat," ujarnya pada Muslimahdaily.
Wanita yang sangat ingin melakukan umrah ini juga mengatakan ingin sekali mendapat perhatian Allah. Dengan berusaha memperbanyak amalan yang diperintahkan Allah, Fatimah berhapa Allah akan menyayanginya.
"Cari muka dengan Allah, agar Allah tahu aku membutuhkannya," kata Fathimah.
Baginya, menjadi mualaf memang tidak mudah. Namun demi mendapat pertologan Allah, Fatimah siap menghadapi berbagai rintangannya. Ia yakin Allah akan membantunya dengan mengangkat derajat dan membebaskannya dari kesempitan hati.