Muslimahdaily - Di Afrika Barat tepatnya di Ghana, terdapat salah satu masjid bersejarah dan memiliki bentuk bangunan yang unik, masjid Larabanga namanya. Karena sejarahnya, masjid ini masuk daftar 100 situs dunia yang harus diselamatkan versi The World Monuments Fund's.
Masjid Larabanga tercatat sebagai masjid tertua di Ghana yang ditemukan pada awal tahun 1400 M oleh Ibrahim Ayuba al-Ansari. Ia pertama kali datang dari Madinah atas perintah sang Sheikh.
Penduduk lokal mengatakan bahwa Ibrahim adalah seseorang yang berasal dari bani al-Najjar, nama suku yang sama dengan ibu dari Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam.
Bangunan Masjid Larabanga
Berbeda dengan masjid yang mewah di tengah perkotaan, masjid Larabangan ini terlihat sangat sederhana. Memiliki luas kurang lebih 8 x 8 meter dibangun dengan material yang terbuat dari lumpur, batang kayu gelondongan, serta gelagah.
Bahan baku lumpur yang digunakan, membuat udara dan suasana di dalam masjid terasa dingin meskipun matahari di Ghana terasa sangat terik. Kayu-kayu yang menyangga bangunan tersebut diambil dari hutan sekitar masjid.
Masjid ini memiliki empat pintu masuk yang kecil, dan masing-masing pintu diperuntukkan bagi orang yang berbeda, yaitu laki-laki, perempuan, Kepala Desa, Imam, dan Muazin.
Terdapat ruangan kecil yang terletak di atas mihrab dan bisa diakses melalui atap masjid, konon katanya ruangan tersebut menjadi tempat dimana Ibrahim Ayuba al-Ansari, sang penemu masjid sering menghabiskan waku sendiri untuk membaca Al-Qur'an, beribadah dan merenung.
Meskipun masjid ini tidak terlalu besar, pada hari jum'at masjid akan dipenuhi oleh ratusan warga laki-laki maupun perempuan sekitar untuk shalat jum'at berjamaah. Bagi mereka yang tak mendapatkan tempat di dalam, mereka akan memenuhi pelataran masjid Larabanga.
Kekompakan Warga Sekitar
Setiap usai musim hujan, penduduk sekitar Larabanga akan merenovasi dan mengecat kembali bangunan luar masjid. Hal ini dikarenakan ketika hujan turun, beberapa bagian dari masjid ini hilang karena terbawa air.
Kerjasama dan persaudaraan juga terjalin diantara warga Larabanga ketika setiap tahunnya, buah-buah berjatuhan dari pohon berusia 500 tahun yang berada di sekitar masjid. Warga sekitar akan mengambil dan membagikannya kepada berbagai macam suku yang berada disana, hal ini membuat persaudaraan diantara mereka semakin erat.