Muslimahdaily - Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa hari ini tepatnya tanggal 31 Januari 2018 akan terjadi fenomena yang langka terjadi yaitu fenomena super bule blood moon.
Dimana fenomena ini terakhir terjadi lebih dari 100 tahun lalu untuk di Amerika, sementara wilayah Indonesia 36 tahun (30-31 Desember 1982).
Kepala BMKG, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D menganjurkan masyarakat untuk melihat langsung fenomena tersebut.
"Masyarakat diharapkan melihat atau mengamati fenomena ini dan bukan dijadikan sesuatu yang menakutkan," dikutip laman BMKG.Go.id.
Pada laman yang sama mangatakan bahwa proses gerhana bulan total tersebut dimulai pukul 17.51 dan puncak gerhana bulan total ini dapat disaksikan langsung pada pukul 20:29,8 untuk Waktu Indonesia Barat, pukul 21:29 untuk Waktu Indonesia Tengah dan pukul 22:29 untuk Waktu Indonesia Timur.
Adapun fenomena gerhana bulan sudah pernah terjadi pada zaman Rasulullah. Rasulullah mengatakan bahwa terjadinya gerhana bulan tak lain sebagai tanda kuasa dan kebesaran dari Allah.
Maka dari itu, Rasulullah menganjurkan bagi umat Islam jika melihat gerhana bulan untuk melakukan amalan-amalan ibadah seperti shalat, berdzikir, dan melakukan sedekah.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari)
Untuk pelaksanaan shalat gerhana menurut Ibnu Hajar yang sesuai dengan ajaran Rasulullah dilakukan secara berjamaah.
”Sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.”
Kemudian untuk tata pelaksanaan shalat gerhana bulan sama seperti shalat sunnah pada umumnya terdiri dari dua rakaat. Namun yang membedakan adalah niatnya, bacaan suratnya lebih panjang dan saat ruku maupun sujud dilakukan lebih lama.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata,
”Terjadi gerhana matahari dan Rasulullah SAW melakukan shalat gerhana. Beliau berdiri sangat panjang membaca surat Al-Baqarah. Kemudian beliau ruku’ sangat panjang lalu berdiri lagi dengan sangat panjang namun sedikit lebih pendek dari yang pertama. Lalu ruku’ lagi tapi sedikit lebih pendek dari ruku’ yang pertama. Kemudian beliau sujud. Lalu beliau berdiri lagi dengan sangat panjang namun sidikit lebih pendek dari yang pertama, kemudian ruku’ panjang namun sedikit lebih pendek dari sebelumnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).