Muslimdahily - Dalam beberapa pekan terakhir, masyarakat Indonesia dijangkiti semangat olahraga yang menggebu. Asian Games menjadi penyebabnya. Dari anak kecil hingga dewasa tiba-tiba menyenangi pertandingan olahraga.
Islam tak melarang olahraga, Rasulullah pun gemar berolahraga. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam biasa berolahraga bersama para shahabat. Mereka semangat melatih fisik dengan tujuan kesehatan, kekuatan, serta mempersiapkan peperangan.
Wah, seperti apa olahraga Rasulullah bersama para shahabat? Sedikitnya ada tiga olahraga yang digemari generasi pertama Umat Islam.
1. Balap Kuda
Rasulullah dan para shahabat sangat jago berkuda. Di masa lalu, kuda bukan hanya tentang alat transportasi, namun juga tentang kecepatan dan peperangan. Jadi bukan hanya sekedar berolah raga, berkuda pula digemari untuk mempersiapkan diri di kancah pertempuran.
Bukan hanya menunggang kuda, Rasulullah dan para shahabat juga menyukai olahraga balap kuda. Mereka beradu kecepatan dan biasanya dilakukan dengan kuda-kuda yang belum dikuruskan. Alhasil, aktivitas tersebut pun sangat bermanfaat bagi si kuda, dan bukan hanya penunggangnya.
Olahraga kegemaran para pendahulu umat ini dikisahkan oleh para generasi muda di zaman Rasulullah. Dalam buku “Biografi Generasi Muda Sahabat Nabi”, Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy menyebutkan, seorang di antara pemuda di masa nabi mengatakan,
“Bahwasanya Rasulullah mengadu lari antara kuda-kuda yang belum dikuruskan, jaraknya antara jalanan di lereng bukit hingga masjid Bani Zuraiq. Abdullah bin Umar sendiri biasa beradu lari menggunakan kuda yang belum dikuruskan tersebut.”
2. Memanah
Rasulullah bersabda, “Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah). Ketahuilah, bahwa kekuatan itu ada pada melempar (anak panah).”
Sejak sabda Rasulullah tersebut didengar para shahabat, mereka kemudian berbondong-bondong berlatih memanah. Tak sedikit di antara mereka yang kemudian menjadi ahli memegang busur. Bahkan seorang shahabat Rasulullah, Sa’ad bin Abi Waqash tak pernah meleset sedikit pun setiap kali melempar anak panah. Anak panahnya selalu dan pasti tepat sasaran.
Olah raga memanah ini pula sangat berfaedah untuk kesehatan fisik para shahabat, juga menjadikan mereka tangguh di medan perang. Sebagaimana di ketahui, mereka harus selalu siap acap kali panggilan jihad tiba. Saat itulah, kepiawaian mereka dalam berolah raga menjadi amalan utama, yakni membela agama Allah.
(Baca juga : Menelusuri Sejarah Olahraga Panahan Dalam Budaya Islam)
3. Balap Lari
Balap lari dan jalan cepat juga menjadi salah satu olahraga kegemaran nabi dan para shahabat beliau. Ada sebuah kisah yang dialami seorang shahabat Rasulullah yang bernama Salamah. Ia berkisah ketika meriwayatkan Perang Dzi Qird.
Saat itu, rombongan Rasulullah tengah dalam perjalanan pulang ke Madinah. Lalu ada seorang Anshar yang selalu di depan karena sangat cepatnya ia berjalan. Ia dikenal sebagai si pelari cepat dan tak ada yang dapat mendahuluinya.
Si pria Anshar itu kemudian berkeinginan melatih kecepatannya. Ia pun menantang para shahabat Rasulullah yang lain, “Adakah yang ingin beradu cepat dengan ku hingga Madinah?”
Salamah kemudian berkata, “Tak adakah orang mulia dan terhormat yang kamu segani?”
Pria itu menjawab, “Tidak ada, kecuali Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam.”
Salamah pun kemudian meminta izin pada nabi, “Wahai Rasulullah, ayah dan ibuku menjadi tebusannya (sebuah ungkapan yang biasa digunakan orang Arab untuk penekanan-pen), biarkan aku beradu cepat dengan orang ini.”
Rasulullah pun tak keberatan dengan apa yang dilakukan si pria Ansahar dan Salamah. Beliau bersabda, “(Silahkan) jika kamu mau.”
(Baca juga : Muslimah Academy “Menghidupkan Sunah Rasul dengan Berkuda dan Memanah” ...)
Salamah pun segera bersiap. “Majulah,” ujarnya kepada si pria Anshar. Ia kemudian menekuk kakinya, kemudian melompat dan berlari. Keduanya beradu cepat, berlari kencang hingga tiba di Madinah. Hasilnya sangat mengejutkan, Salamah lah yang menjadi juara.
Salamah mengisahkan sendiri bagaimana cara dan trik mengalahkan si pelari Anshar. “Aku hemat napasku, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit, agar nantinya aku tidak kehabisan napas.
Kemudian, aku berlari di belakangnya dengan tetap menghemat napas, hingga (ia mendahuluiku) satu atau dua bukit. Lalu, aku percepat lariku, hingga berhasil menyusulnya tepat di belakang tubuhnya. Akhirnya, aku berhasil mendahuluinya tiba di Madinah.”
Itulah tiga olah raga yang menjadi kegemaran Rasulullah dan para shahabat. Namun tentunya, mereka melakukan olahraga dengan tujuan melatih fisik dan hiburan semata. Tak ada unsur judi dan mengharap hadiah. Tidak pula dilakukan hingga lupa waktu dan meninggalkan kewajiban. Hasilnya, tubuh mereka bugar dan sehat, iman mereka pun tetap kuat.
Sumber: kisahmuslim.com