Muslimahdaily - Tak hanya di surga, neraka pun ditumbuhi pepohonan. Hanya saja, pohon di neraka amat sangat mengerikan lagi membinasakan. Ialah pohon zaqqum, yang konon kabarnya dapat dilihat saat ini, di kota Thaif, Arab Saudi.

Seperti apa penampakan pohon zaqqum? Sejatinya Al Qur’an telah menggambarkannya sebagai siksaan yang mengerikan. Allah berfirman, “(Makanan surga) itukah hidangan yang lebih baik ataukah pohon zaqqum. Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang dzalim.” (QS. Ash Shaffat: 62-63).

Berikut beberapa gambaran penampakan pohon zaqqum. Adapun pohon mirip zaqqum yang tumbuh di dunia, maka banyak keanehan tentangnya yang akan dibahas kemudian.

1.Tumbuh di Dasar Neraka

Pohon zaqqum hanyalah ada di neraka dan tumbuh dari dasarnya. Mayangnya berbentuk kepala syaitan yang mengerikan. Penghuni neraka yang kelaparan akan memakan buah pohon zaqqum namun bukannya mengenyangkan justru menambah siksaan.

Allah berfirman, “Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang ke luar dari dasar neraka yang menyala. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu, maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum itu.” (QS. As Shaffat: 64-66).

2.Makanan Para penghuni Neraka

Sebagaimana disebutkan sebelumnya, penghuni neraka akan memakan buah dari pohon zaqqum. Mereka para penghuni neraka tahu betul pohon itu mengerikan. Mereka pun tahu buah itu tak layak makan dan akan menyakitkan jika menelannya. Namun apa daya, mereka teramat sangat kelaparan karena tak ada sedikit pun makanan ataupun minuman di neraka.

Terpaksa, penghuni neraka pun memakan buah dari pohon zaqqum yang buruk itu. Mereka semua memenuhi perut dengan buah-buahnya. Rabb Ta’ala berfirman, “Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, benar-benar akan memakan pohon zaqqum, dan akan memenuhi perutmu dengannya.” (QS. Al Waqi’ah: 51-53).

3.Disebut sebagai Pohon Terlaknat

Di dalam Al Qur’an, pohon zaqqum disebut sebagai pohon kayu yang terlaknat atau terkutuk. Dalam surah Al Isra’ disebutkan, “Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Quran. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.” (QS. Al-Isra: 60).

4.Disebut sebagai Tha’am Al Asim

Selain disebut sebagai “pohon terlaknat”, zaqqum juga disebut di ayat lain sebagai tha’am al-asim, yakni makanan para pelaku maksiat atau para pendosa. Ar Rahman berfirman, “Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa.” (QS. Ad Dukhan: 43).

5.Panasnya Seperti Minyak Mendidih

Ketika disantap, buah pohon zaqqum sangatlah menyiksa. Buah itu akan mendidih di dalam perut yang panasnya laksana minyak mendidih. Naudzubillah, mendidihnya minyak jauh lebih panas dari pada mendidihnya air. Terkena sedikit cipratan minyak panas saja akan melepuhkan kulit hingga harus menahan sakit berhari-hari. Bayangkan jika minyak mendidih itu ada di dalam perut. Pastilah seluruh organ pencernaan akan hancur sehancur-hancurnya.

“Sesungguhnya pohon zaqqum itu. Makanan orang yang banyak berdosa. Dia sebagai kotoran minyak yang mendidih di dalam perut. Seperti mendidihnya air yang amat panas.” (QS. Ad Dukhan: 43-46).

6.Getahnya dapat Membinasakan Seluruh Bumi

Betapa mengerikan pohon zaqqum itu. Bukan hanya penampakannya yang buruk, buahnya pun merusak tubuh dengan kerusakan yang tak terbayangkan indra. Bahkan saat menjelaskan ayat di atas, Ibnu Katsir mengutip pendapat Imam Mujahid. Sang murid Ibnu Abbas mengatakan, “Andai setetes getah pohon ini turun ke bumi, akan merusak semua kehidupan penduduk bumi.”

Pendapat ini berdasarkan sabda nabi, “Seandainya setitik dari zaqqum diteteskan di dunia niscaya akan menghancurkan kehidupan semua penghuninya. Lalu bagaimana dengan keadaan orang yang menjadikan zaqqum sebagai makanannya?” (HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majjah dalam sunannya).

7.Sebagai Ujian

Kabar tentang pohon zaqqum yang mengerikan bukan hanya sebagai peringatan, namun juga menjadi fitnah atau ujian manusia. Sebagian orang akan menolak untuk mengimaninya. Pun bagi orang kafir, kabar mengerikan pohon zaqqum justru makin menambah kekafirannya.

Dikisahkan Ibnu Abbas, bahwasanya ketika Rasulullah mengabarkan tentang zaqqum, Abu Jahal berkata, “Bawakan untukku kurma dan krim susu.” Dia lalu mengunyahnya seraya berkata, “Tazaqqamuu (telan ini). Kami tidak kenal istilah zaqqum selain ini.”

Subhanallah, demikianlah keadaan orang kafir. Kelak, mereka benar-benar akan melihat pohon zaqqum yang dikabarkan nabi, memakan buahnya, dan hancur seluruh isi perutnya.

8.Benarkah ada di Thaif?

Berita tentang penampakan pohon zaqqum di kota Thaif sempat menghebohkan dunia maya. Namun kabar ini bukan lain sekedar dugaan berapa orang. Pasalnya, Al Qur’an secara jelas mengabarkan bahwasanya pohon zaqqum tumbuh di dasar neraka. Ia merupakan pohon akhirat dan bukan pohon yang tumbuh di dunia.

Selain itu, pohon zaqqum memiliki mayang serupa kepala syaitan. Namun manusia tidak dapat melihat makhluk gaib dan tak tahu bagaimana wujud syaitan, termasuk kepalanya. Adapun foto pohon di Thaif yang beredardi kalangan netizen hanyalah serupa tengkorak. Padahal tak ada yang mampu memastikan apakah bentuk kepala syaitan serupa dengannya.

Secara ilmu biologi, pohon yang tumbuh di kota Thaif merupakan jenis Antirrhinum atau bunga snapdragon. Disebut demikian karena bunganya menyerupai kepala naga. Ketika bunga itu mati, bentuknya menyerupai tengkorak manusia. Dari sini, maka jelaslah bahwasanya pohon zaqqum hanya ada di neraka. Jika beredar kabar pohon itu tumbuh di dunia, maka pertanyakanlah sumbernya.

Itulah beberapa penjelasan tentang pohon zaqqum berdasarkan dalil dan bukan berita burung. Penampakan pohon zaqqum pastilah terbayangkan akal pikiran. Namun akal manusia sangatlah terbatas, sementara kengerian neraka tak terjangkau keterbatasan tersebut. Maka cukuplah apa yang dikabarkan dan apa yang dibayangkan dapat menjadi keimanan di hati dan ketakutan akan neraka hingga berusaha menjauhinya.

Afriza Hanifa

Add comment

Submit