- Afriza Hanifa
- Kategori: Marriage
Problema rumah tangga begitu banyak ragamnya. Pernikahan yang diharapkan menjadi peneduh dengan suami sebagai pelindung terkadang hanya menjadi mimpi belaka. Sang pemimpin rumah tangga ternyata jauh dari bayangan.
Problema rumah tangga begitu banyak ragamnya. Pernikahan yang diharapkan menjadi peneduh dengan suami sebagai pelindung terkadang hanya menjadi mimpi belaka. Sang pemimpin rumah tangga ternyata jauh dari bayangan.
Di balik jiwa kepemimpinan dan karismatik Rasulullah, ternyata beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam merupakan sosok yang sangat romantis saat di rumah. Para Ummahatul Mukminin lah yang mengisahkan sisi romantis Rasulullah tersebut melalui beberapa hadits shahih.
Adakah kemungkinan terjadinya jodoh tertukar bila takdir tersebut telah dituliskan 50 ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi? Lalu bagaimana jika seorang tak kunjung juga mendapatkan jodoh, bagaimana pula dengan kasus perceraian yang bayak terjadi.
Menikah merupakan pintu menuju kesempurnaan dien, kehalalan dan keberkahan rezeki. Alangkah indahnya jika sejak pintu itu terbuka, tak ada satu pun syariat Allah yang dilanggar. Namun sayangnya, hal ini tak diperhatikan para pengantin hingga menghelat pesta pernikahan yang sarat penyimpangan.
Menikah adalah untuk selamanya. Pasangan suami dan istri akan hidup berdua bukan untuk satu dua hari saja. Bayangkan jika hidup bersama seseorang yang pribadinya tidak kita sukai, hingga akhir hayat. Tentu tak ada yang menginginkannya.
Ideal bukanlah sempurna. Mustahil mendapatkan pasangan yang sempurna tanpa kekurangan. Ideal pula merupakan sebuah proses. Kitalah para wanita, para istri yang mendukung proses itu. Lalu seperti apa kriteria ideal menurut Islam.
Wahai para suami, istrimu merupakan pendamping hidupmu yang seharusnya diberi perhatian dan janganlah membuatnya menangis. Sebagaimana yang Rasulullah ajarkan agar suami selalu berbuat baik kepada istri-istri mereka dan menghindari sikap menyakiti mereka.
Manusia dalam hidup diciptakan sebagai makhluk sosial dan makhluk ekonomi, sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Sebagai makhluk ekonomi manusia cenderung untuk memenuhi kebutuhannya.
Setiap istri memiliki hak atas pasangannya. Di antaranya yakni hak untuk dinafkahi, diayomi, dilindungi, dituntun, dibina dan sebagainya termasuk diperlakukan dengan baik. Namun sebelum menuntut hak-hak tersebut dari suami, maka alangkah baiknya jika para istri juga memperhatikan kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan.
Pertengkaran merupakan hal lumrah yang terjadi antara suami dan istri. Namun tentu konflik yang berlarut-larut dapat menyebabkan pasangan terperosok jurang perceraian. Lakukan lima cara ini untuk memadamkan api pertengkaran di dalam rumah tangga.
Halaman 12 dari 13