Muslimahdaily - Banyak jalan untuk melakukan dakwah, menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil'alamin. Wanita Palesrina ini misalnya. Dengan mengenakan hijab dan gamis, Neesreen Hajjaj, 24 tahun, secara rutin memimpin orang-orang menjelajahi salah satu situs Yahudi yang paling berpengaruh di Berlin. Menurutnya, ini merupakan kontribusi yang dapat ia berikan untuk mewujudkan sebuah perdamaian.
Neesreen dan keluarganya yang bermigrasi ke Jerman 28 tahun yang lalu ini bekerja sebagai pemandu wisata di Anne Frank Center di Berlin. Pekerjaan ini direkomendasikan oleh mantan rekan kerjanya yang juga seorang muslim Palestina. Bagian dari tugasnya adalah memberikan komentar dan menjelaskan tentang sejarah dan perjuangan orang-orang Yahudi selama Perang Dunia II pada puncak kejayaan Nazisme.
“Kami berbicara tentang topik yang berbeda, seperti perang, diskriminasi, dan identitas, tapi yang terpenting adalah Pemakaman Yahudi Kuno karena ini adalah yang pertama di Berlin,” kata Hajjaj.
Terletak di dekat Anne Frank Centre, Pemakaman Yahudi Kuno pernah menjadi tempat peristirahatan bagi ribuan orang Yahudi Berlin, yang pada akhirnya dihancurkan oleh Nazi pada tahun 1943.
Nesreen percaya bahwa bekerja di museum Yahudi menunjukkan bahwa umat Islam bersikap toleran terhadap budaya lain. Sejumlah turis Arab yang telah bertemu dengan Nesreen di museum ini berpendapat bahwa pekerjaannya cukup menarik.
Namun, tidak semua orang berpendapat sama, ada orang-orang Palestina yang menganggap keputusannya ini tidak dapat dibenarkan. Mereka beranggapan masih banyak pekerjaan lain yang bisa ia lakukan. Bahkan, beberapa pengguna media sosial menjulukinya seorang kafir dan munafik. Walau begitu, Nesreen mengatakan bahwa kita harus melihat persamaan dibandingkan perbedaan.
“Kita harus berpikiran terbuka terhadap orang yang berbeda, terutama jika anda tinggal di dalam komunitas atau masyarakat mereka,” katanya.
Neesreen bukan tutup mata dengan konflik tahunan yang menimpa Palestina dan kaum Yahudi Israel. Mengenai situasi di Palestina, wanita ini mengatakan bahwa banyak orang menderita sepanjang sejarah akibat situasi ini tersebut.
"Saya masih mengingatnya dengan rasa sakit," ujar Neesreen.
Namun, wanita yang juga berdarah Libanon ini punya cara tersendiri untuk tidak menebar kebencian lebih luas lagi. Nesreen berinisiatif untuk memulai program bersama pihak berwenang Jerman untuk membantu memerangi diskriminasi terhadap umat Islam di Berlin. Ia berharap masyarakat dunia dapat lebih memahami lebih dalam tentang Islam yang cinta damai.
Selain itu, Nesreen aktif mengajar studi Arab dan Islam di beberapa organisasi kota. Dia juga sedang dalam tahap awal penulisan biografi yang berisi tentang tantangan apa saja yang dihadapi komunitas Muslim Palestina di Jerman.