Muslimahdaily - Malala, aktivis pendidikan peraih Nobel termuda di dunia angkat bicara soal Rohingya. Konflik etnis marjinal di Myanmar ini memang memanas beberapa minggu belakangan.
Malala, melalui akun Twitternya, mengatakan kepedihan hatinya atas tragedi pelik yang menimpa muslim Rohingya.
https://twitter.com/Malala/status/904449772844711938/photo/1?ref_src=twsrc%5Etfw&ref_url=http%3A%2F%2Fwww.viva.co.id%2Fberita%2Fdunia%2F953366-malala-menunggu-tindakan-suu-kyi-soal-rohingya
"Hentikan kekerasan. Hari ini kita melihat anak kecil dibunuh kekuatan militer Myanmar. Anak-anak ini tak menyerang siapa pun, tapi rumah-rumah mereka malah dibakar hingga rata dengan tanah," tulis Malala.
Ia juga menyayangkan sikap Myanmar yang akhirnya membuat Rohingya menjadi warga tanpa negara. Gadis asal Pakistan ini menyebut, jika bukan Myanmar, lalu ke mana mereka harus pergi. Mereka harus melanjutkan hidup tentunya di tanah kelahiran sendiri, Myanmar. Malala pun menyerukan agar negara lain ikut membantu kaum Rohingya ini.
"Negara lain, termasuk Pakistan, juga harus mengikuti langkah Bangladesh, membantu memberi makan, fasilitas, dan pendidikan untuk keluarga Rohingya yang mencari perlindungan dari teror dan kekerasan," tambahnya.
Malala juga meminta State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi untuk segera bertindak. Ia ingin peraih Nobel perdamaian itu juga berjuang untuk keadilan Rohingya.
"Saya masih menunggu rekan sesama penerima Nobel, Aung San Suu Kyi untuk melakukan hal yang sama. Dunia menanti, muslim Rohingya juga menanti," katanya.
Rohingya sendiri merupakan etnis yang sudah tinggal berabad-abad di Myanmar. Diperkirakan, penduduk yang mayoritas muslim itu berjumlah 1,1 juta orang. Sejak tahun 1970-an, kekerasan terhadap Rohingya oleh militer bahkan warga sipil Myanmar kerap terjadi. Aksi ini menyebabkan kaum Rohingya mengungsi ke Bangladesh, Malaysia, dan negara Asia Tenggara lainnya.