Muslimahdaily - Pendiri Trans Corp, Chairul Tanjung, melakukan kunjungan langsung ke Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo, Kediri, Jawa Timur, pada Kamis (23/10/2025). Kedatangan ini bertujuan untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung terkait tayangan program "Xpose Uncensored" di Trans7 yang dinilai telah mencederai perasaan para kiai, santri, dan keluarga besar pesantren.

Buntut Tayangan Kontroversial

Polemik ini bermula dari penayangan program "Xpose Uncensored" pada 13 Oktober 2025. Konten tersebut menuai kritik tajam dan protes luas dari berbagai elemen masyarakat, khususnya alumni dan santri Lirboyo di berbagai daerah. Tayangan itu dianggap tidak pantas dan melecehkan marwah kiai serta institusi pondok pesantren.

Gelombang protes yang meluas mendorong perlunya klarifikasi atau tabayyun dari pihak stasiun televisi. Sebelum kunjungan Chairul Tanjung, perwakilan manajemen Trans7 sebenarnya telah lebih dulu berkunjung pada 15 Oktober, namun desakan agar pimpinan tertinggi turun langsung tetap menguat.

Permintaan Maaf Langsung dari Pucuk Pimpinan

Memenuhi harapan tersebut, Chairul Tanjung (CT) akhirnya hadir secara pribadi di Lirboyo. Rombongan pimpinan Trans Corp, yang juga didampingi oleh Prof. M. Nuh, diterima langsung oleh para pengasuh utama Ponpes Lirboyo, yakni K.H. Anwar Manshur dan K.H. Abdullah Kafabihi Mahrus.

Dalam pertemuan tersebut, CT menyampaikan maksud utamanya untuk bersilaturahmi sekaligus memohon maaf atas kegaduhan yang ditimbulkan oleh program di salah satu stasiun televisinya.

"Kunjungan ke Pesantren Lirboyo maksud utama sowan ke K.H. Anwar Manshur, pengasuh Pesantren Lirboyo. Sowan beliau dalam rangka menyampaikan permohonan maaf terkait tayangan Trans7 program Xpose Uncensored pada 13 Oktober 2025," ujar K.H. Oing Abdul Muid, salah satu pengasuh Lirboyo yang turut hadir, seperti dilansir dari laman Lirboyo.net.

Tindakan Tegas dan Penerimaan Maaf

Sebagai bukti keseriusan, Chairul Tanjung menjelaskan bahwa pihaknya telah mengambil langkah tegas di internal perusahaan. Pihak yang bertanggung jawab atas penayangan konten tersebut telah dijatuhi sanksi berat.

"Dalam artian berupa pemecatan dan telah kami lakukan. Orang yang bertanggungjawab sudah dipecat," tegas Chairul Tanjung.

Tidak hanya itu, ia juga menambahkan bahwa kerja sama dengan rumah produksi (PH) yang memproduksi tayangan tersebut telah diputus. Program "Xpose Uncensored" juga dipastikan telah dihentikan penayangannya secara permanen.

Menanggapi iktikad baik tersebut, pihak Ponpes Lirboyo secara resmi menerima permohonan maaf dari Chairul Tanjung dan Trans7. K.H. Oing Abdul Muid menyatakan bahwa pesantren meminta Trans7 untuk melakukan perbaikan program siaran ke depannya.

"Beliau (CT) akan melakukan langkah perbaikan internal juga media lain di bawah Trans Corp. Beliau berjanji medianya akan ikut mengembalikan citra pondok pesantren yang tercederai oleh tayangan itu," jelas K.H. Oing.

Menjaga Harmoni Umat

Kunjungan ini menutup polemik yang telah berlangsung selama beberapa minggu. Chairul Tanjung berharap silaturahmi tersebut dapat mengembalikan suasana tenang dan menjaga keharmonisan di tengah masyarakat.

"Kebersamaan umat hari ini kita jaga. Oleh karena itu kami berharap umat Islam bisa bersatu dan bisa membangun bangsa ini menjadi bangsa yang lebih maju, makmur dan berkeadilan," tutup Chairul Tanjung.