Inilah Perjuangan Berat 5 Nabi dalam Berhijrah

Muslimahdaily - Selain Rasulullah, ada empat nabi lain yang juga mengalami beratnya berhijrah. Mereka melalui proses hijrah dengan pengorbanan yang teramat banyak, namun membuahkan hasil yang luar biasa berupa lembaran kehidupan baru serta babak baru dalam berdakwah.

Berikut kisah para nabi yang berhijrah dengan perjuangan mengharap ridha Allah :

1. Nabi Ibrahim

Sang khalilullah lah nabi pertama yang menempuh hijrah. Beliau ‘Alaihissalam berhirah ke beberapa kota dari negerinya di Irak. Nabi Ibrahim pernah berhijrah ke tanah Syam, tepatnya ke Kota Yerusalem di Palestina. Sang bapak para nabi pula berhijrah ke Kota Makkah di kemudian hari.

Allah merekam perjalanan hijrah Nabi Ibrahim dalam beberapa ayat, salah satunya, “Maka Luth membenarkan (kenabian)nya. Dan berkatalah Ibrahim: “Sesungguhnya aku akan berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku (kepadaku); sesungguhnya Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Ankabut: 26).

Kisah terkenal yang mewarnai perjalanan hijrah sang nabi yakni ketika Sarah istri Nabi Ibrahim digoda seorang raja. Sarah terus berdoa memohon perlindungan Allah hingga akhirnya diselamatkan dan dapat berkumpul kembali dengan Nabi Ibrahim.

Bahkan Sarah mendapatkan budak bernama Hajar yang kelak menjadi istri Nabi Ibrahim sekaligus ibunda Nabi Ismail. Hajar pula yang akan berhijrah ke tanah Makkah bersama Nabi Ibrahim.

2. Nabi Musa

Hijrahnya Nabi Musa berbeda dengan hijrahnya Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. Beliau ‘Alaihissalam berhijrah sebelum mendapatkan nubuwat. Saat itu, Nabi Musa tak sengaja membunuh seorang pria Qibthi karena membela pria Bani Israil. Beliau pun kemudian bergegas pergi untuk menyelamatkan diri.

“Dan datanglah seorang laki-laki dari ujung kota bergegas-gegas seraya berkata: ‘Hai Musa, sesungguhnya pembesar negeri sedang berunding tentang kamu untuk membunuhmu, sebab itu keluarlah (dari kota ini) sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang memberi nasehat kepadamu’.” (QS. Al-Qashash: 20).

Nabi Musa pun berhijrah ke negeri Madyan dan meninggalkan segala yang ia punya. Hijrahnya Nabi Musa membuahkan banyak sekali hikmah. Pertama, sang nabi bekerja sebagai penggembala, profesi yang dilakoni semua calon nabi. Kedua, ia menikah dengan seorang wanita yang salehah, dan ketiga, Nabi Musa dianugerahi nubuwah di perjalanan pulangnya ke Mesir setelah berhijrah 10 tahun lamanya.

(Baca Juga : Kisah Nabi Musa dan Batu yang Berlari)

3. Nabi Ya’qub

Nabi Ya’qub berhijrah untuk menyelamatkan diri dari perilaku buruk saudaranya, Aish atau Esau. Putra dari Nabi Ishaq tersebut berhijrah dari tanah Palestina ke negeri Harran di Irak. Di sana, Nabi Ya’qub memulai hidup baru dengan bantuan pamannya yang tinggal di sana.

Beliau juga menikah di tanah hijrah dan mendapatkan 12 anak yang kelak menjadi awal mula Bani Israil. Nabi Ya’qub dikenal dengan sebutan Israil atau yang berjalan di malam hari. Karena itulah anak keturunannya disebut dengan Bani Israil.

4. Nabi Yusuf

Salah satu dari 12 anak Nabi Ya’qub ialah Nabi Yusuf. Seperti ayahnya, Nabi Yusuf pun mengalami penderitaan berhijrah. Kisah hijrahnya Nabi Yusuf bahkan sangat memilukan dan menyayat hati.

Bermula ketika ia bersama ayah dan saudara-saudaranya hendak kembali ke negeri asal mereka, Palestina. Ketika singgah di negeri Kan’an, Nabi Ya’qub menetap cukup lama. Di wilayah itulah kisah Nabi Yusuf bermula, yaitu ketika saudara-saudaranya memasukkan Nabi Yusuf ke dalam sumur. Musafir menemukannya dan membawanya ke negeri Mesir.

Di tanah hijrah, Nabi Yusuf mengalami perjuangan hidup yang sangat berat; menjadi budak, digoda wanita, hingga masuk penjara. Namun karena kesabarannya, Nabi Yusuf pun diberi balasan yang luar biasa dengan menjadi nabi sekaligus pembesar negeri Mesir.

5. Nabi Muhammad

Hijrahnya Nabi Muhammad mirip seperti yang dialami kakek buyutnya, Nabi Ibrahim. Keduanya berhijrah setelah diutus sebagai utusan ilahi. Sementara nabi yang lain, yakni Nabi Ya’qub, Yusuf, dan Musa melakukan hijrah sebelum turunnya wahyu.

(Baca Juga : Mengharukan, Kisah Rasulullah yang Hidup dalam Kelaparan)

Hijrahnya Rasulullah pula berbeda dari hijrahnya para nabi yang lain. Beliau Shallallahu‘alaihi wa sallam berhijrah bukan karena disakiti ataupun dianiaya. Negeri tujuan hijrah nabiyullah pun merupakan tempat di mana dakwah Islam bersemi dengan suburnya, tempat di mana sangat potensial untuk merintis sebuah negara.

Karena itulah, hijrahnya Rasulullah merupakan yang paling spesial di banding hijrahnya para nabi yang lain. Namun hijrahnya Rasulullah pula yang paling berat dibanding hijrahnya para nabi yang lain.

Dari semua kisah lima nabi yang berhijrah, ada benang merah yang dapat ditarik sebagai kesimpulan. Bahwasanya, berhijrah bukanlah perkara mudah. Butuh perjuangan berdarah untuk bertahan.

Jika sabar menjalaninya, maka di penghujung hijrah akan muncul kebahagiaan yang menakjubkan. Hal ini pun berlaku bagi hijrah dalam makna meninggalkan kemaksiatan menuju keimanan yang hakiki.

Add comment

Submit