Kisah Hamnah binti Jahsy, Wanita Mulia dan Pemberani yang Ikut Perang Uhud

Ilustrast

Muslimahdaily - Perang Uhud merupakan suatu momen penting dalam sejarah awal Islam. Perang yang terjadi pada tahun 625 M di sekitar kota Madinah, dan Hamnah binti Jahsy adalah salah satu perempuan yang ikut berpartisipasi dalam peristiwa yang bersejarah tersebut.

Dengan keberanian dan keteguhan Hamnah binti Jahsy pada medan perang Uhud ini menjadi inspirasi bagi banyak orang. Berikut adalah kisahnya

Siapa Hamnah binti Jahsy?

Menurut Yusuf Rasyad dari buku Tipu Daya Wanita. Hamnah binti Jahsy merupakan putri dari Umaimah binti Abdul Muthalib, bibi Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam dan istri dari Mush’ab bin Umair, sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam. Hamnah juga kakak dari Ummul Mukminin Zainab binti Jahsy, istri Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam.

Peran Hamnah dalam Persiapan Perang Uhud

Hamnah merupakan salah satu perempuan yang ikut serta dalam persiapan perang Uhud. Walaupun secara umum perempuan tidak ikut dalam pertempuran, memiliki peran penting dalam mendukung pasukan dan menawarkan perawatan medis.

Menurut Yusuf, saat perang Uhud, Hamnah binti Jahsy hijrah bersama dengan suadaranya yang bernama Abdullah bin Jahsy untuk menuju kota Madinah lalu mengikuti Perang Uhud untuk memenuhi kebutuhan air minum untuk para prajurit dan merawat korban luka.

Diceritakan oleh Ka’ab bin Malik dalam kitab Al Maghazi dan Al Waqidi yang diterjemahkan oleh Prof. Dr. Ali Muhammad Ash – Shallabi tentang kisah Hamnah yang turun dimedan perang, melalui tulisan dengan judul Ketika Rasulullah Harus Berperang, berkata,

“Aku melihat Ummu Sulaim binti Milihan dan Aisyah yang membawa kantong air di atas punggung mereka ketika terjadinya Perang Uhud. Sedangkan Hamnah binti Jahsy menuangkannya bagi yang kehausan dan mengobati bagi yang terluka. Adapun Ummu Aiman, maka memberi minum untuk mereka yang terluka.”

Ibnu Katsir menyatakan , “Ibnu Ishaw menyatakan bahwa ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam kembali ke kota Madinah (sesudah perang Uhud), beliau bertemu dengan Hamnah binti Jahsy. Ketika ia bertemu orang banyak, mereka memberi tahu tentang kematian kakak/adik yang bernama Abdullah bin Jahsy.

Seketika, Hamnah mengucap istirja’ dan istighfar untuk saudaranya. Kemudian disampaikan pula kepadanya berita tentang kematian pamannya dari ibu bernama Hamzah bin Abdul Muthalib, Hamnah juga mengucap istirja’ dan beristighfar untuk pamannya. Kemudian disampaikan kembali berita kematian suaminya yang bernama Mush’ab bin Umair, Hamnah pun menjerit dan menangis.”

Hamnah binti Jahsy sangat terpukul dan sedih. Namun Hamnah sadar bahwa mereka bertiga telah syahid di jalan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Meski dalam kondisi berduka, Hamnah binti Jahsy tidak sedih berkepanjangan dan ikhlas terkait kepergian ketiga keluarganya.

Kisah Hamnah binti Jahsy ini mengajarkan umat muslim pelajaran berharga seperti,

1. Keteguhan Iman

Walau menghadapi banyak cobaan, kesulitan, dan keadaan yang berbahaya, iman dari Hamnah binti Jahsy tidak goyah

2. Peran penting perempuan

Kisah dari Hamnah binti Jahsy memberikan penjelasan bahwa perempuan memiliki peran yang penting disetiap aktivitas

3. Keberanian

Meskipun dalam situasi yang bisa saja merenggut nyawa dirinya, Hamnah binti Jahsy dengan berani membantu para pejuang perang Islam dalam menghadapi musuh.

 

Add comment

Submit