Story

Di masa saat ini banyak sekali remaja yang lebih memilih menghabiskan waktu untuk bermain dengan teman-temannya dibanding dengan keluarg. Terkadang Meskipun tidak bermain di luar, gadget akan lebih menarik ketika berada di rumah dibanding sekedar berbincang atau bertukar cerita dengan orangtua. Padahal Allah sangatlah memuliakan derajat kedua orangtua, tapi pada kenyatanyanya kecanggihan teknologi sudah mengalahkan segalanya.

Jabir bin Abdillah bukanlah seorang yang kaya. Hidupnya dalam keterbatasan dan ia tak memiliki sepeser pun harta. Satu-satunya yang ia miliki hanyalah sebuah pohon kurma. Itu pun sudah tua dan tak lagi berbuah sejak beberapa tahun silam. Tak ada pendapatan pasti yang Jabir dapatkan setiap harinya.

Ialah Haritsah bin Nu’man, seorang shahabat Rasulullah yang dikenal sangat berbakti pada ibunda. Sampai-sampai Rasulullah memimpikannya dalam tidur beliau shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam mimpi nabi, Haritsah bahkan menjadi pelantun ayat Al Quran di surga. Masya Allah.

Tak sedikit yang rela merantau jauh dari orangtua demi mendapat pekerjaan. Mereka meniti karier di kota, pulau, bahkan negara lain yang jauh dari orang tua hingga mustahil untuk menunaikan kewajiban merawat ayah dan ibu. Bahkan saat di perantauan, sang anak pun disibukkan dengan pekerjaan hingga sangat sulit untuk bertemu ataupun berkomunikasi dengan keduanya.

Terdapat sebuah kisah menyedihkan tentang uququl walidain. Kisah seorang pria yang menjadi cacat hanya karena pergi tanpa mendapat izin dari ibunda. Kisah ini diambil dari buku “Dahsyatnya Ridha Orang Tua” karya Syamsul Rijal Hamid. Berikut kisah nahas si anak durhaka.

Abdullah bin Umar atau Ibnu Umar bukanlah sembarang shahabat nabi. Ia merupakan putra Umar bin Khattab sekaligus salah satu pemuda didikan Rasulullah. Ketika telah dewasa dan berkeluarga, Abdullah memiliki putra yang tak kalah cerdas darinya. Ia adalah Salim bin Abdillah bin Umar.

Manshur bin Al Mu’tamar bukanlah pria biasa. Ia dikenal sebagai ulama yang menghafal Al-Qur’an dan meriwayatkan hadits, serta mengajarkan ilmu syar’i. Hari-harinya dipenuhi kesibukan tak terkira. Ia giat beribadah, giat belajar, namun juga meluangkan waktu setiap hari untuk merawat ibunya. Salah satu rutinitasnya yakni menyisir rambut ibunda.

Artikel Selanjutnya...