Muslimahdaily - Di era modern saat ini, nampaknya peran wanita tak lagi hanya berdiam diri di rumah, ia bahkan bisa membawa perubahan besar yang positif, bukan hanya untuk dirinya, tetapi bagi masyarakat di sekitarnya. Tentunya hal tersebut bisa dicapai oleh wanita yang memiliki tekad dan semangat yang luar biasa, seperti yang dilakukan oleh Linda Sarsour.

Linda merupakan seorang aktivis muslim berdarah Palestina-Amerika. Lahir di Brooklyn pada tahun 1980, Linda merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara. Ia dibesarkan di Sunset Park Brooklyn dan menempuh pendidikan di John Jay High School di Park Slope.

https://www.instagram.com/p/B-tGx6SgJOW/

Pada saat itu, Linda memiliki cita-cita untuk menjadi guru bahasa Inggris sehingga setelah lulus SMA ia memilih untuk mengambil kursus di Kingsborough Community College dan Brooklyn College.

Pada tahun 2011 di usia 17 tahun, Linda memutuskan untuk menikah dengan pria yang berasal dari kota Palesina Al-Bireh. Mereka pun dikaruniai tiga orang anak.

Sebagai wanita muslim yang berhijab ia tentunya Linda merasakan sekali efek dari kejadian 11 September di Amerika yang telah mencoreng nama baik agamanya. Pada suatu hari ia pernah mendapatkan kesempatan untuk mengatakan pada The Washington Post bahwa Islam merupakan agama yang memberdayakan.

"Memang ada Muslim dan rezim yang menindas perempuan, tetapi saya percaya bahwa agama saya adalah agama yang memberdayakan," ungkapnya.

Linda dan Perannya Sebagai Aktivis

Perannya sebagai aktivis tak perlu diragukan lagi, Linda sangat aktif menyuarakan isu politik dan feminisme. Aksinya bermula saat ia membela hak sipil muslim Amerika setelah serangan 11 September. Linda juga sempat diutus menjadi sukarelawan dalam sebuah Asosiasi Arab Amerika New York. Ia bertemu dengan Basemah Atweh sang pendiri organisasi tersebut yang sekaligus menjadi mentor Linda.

Di usia 25 tahun, Linda kemudian diutus untuk menjadi pengganti Atweh sebagai direktur eksekutif Asosiasi Arab Amerika. Hal tersebut dikarenakan Atweh meninggal dalam kecelakaan mobil saat perjalan pulang dari pembukaan gala Museum Nasional Arab Amerika di Dearborn, Michigan.

https://www.instagram.com/p/B-hp2aOgeag/

Selain menjadi ketua asosiasi, Linda juga berperan dalam melakukan advokasi untuk pengesahan Undang-undang Keselamatan Komunitas di New York. Ia juga sukses menjadikan liburan Islam (idul fitri dan idul adha) menjadi liburan yang diakui oleh sekolah umum di New York pada tahun 2015. Sungguh pencapaian yang luar biasa oleh Linda.

Selain itu, Linda Sarsour juga aktif melakukan aksi protes terhadap kasus penembakan Michael Brown. Ia membantu mengorganisir kampanye Black Lives Matter dan membentuk "Muslims for Ferguson". Linda juga melakukan perjalanan ke Ferguson bersama aktivis lainnya pada 2014 lalu. Ia juga sering menjadi komentator mengenai feminisme di televisi.

https://www.instagram.com/p/CAyr2LQgOo4/

Kemudian pada tahun 2017 Linda direkrut oleh Teresa Shook dan Bob Bland menjadi ketua Woman's March yang diadakan satu hari setelah pelantikan Donald Trump. Ketika itu, Linda menjadi "wajah perlawanan" yang kontroversial bagi Trump.

Selain ketua Woman's March 2017, ia juga pernah menjadi ketua Day Without a Woman 2017, Woman March 2019, dan turut aktif dalam kegiatan lainnya.

https://www.instagram.com/p/B9XSEMeg16H/

 

Alfanita

Add comment

Submit