Muslimahdaily - Industri makanan halal di dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Dikutip dari TIME, penjualan produk halal di Amerika saja di tahun 2016 tercatat mencapai US$20 miliar. Sejak lima tahun belakangan, kesadaran dan permintaan terhadap produk makanan halal diketahui meningkat puluhan persen.
Peningkatan ini tak lain karena bukan hanya muslim yang mengincar produk makanan halal. Kesadaran bahwa produk halal mencakup bagaimana cara memotong hewan dan manfaat yang terkandung di dalamnya membuat orang-orang Amerika yang non-muslim pun memburu produk ini.
Kaum millennials atau generasi muda masa kini rupanya menjadi target pasar para produsen makanan halal. Kaum millennials dianggap sangat memerhatikan apa yang mereka makan, kebersihan, dan kebaikannya. Karena itu, di Inggris, dikutip dari My Salaam, produk makanan halal yang dibuat untuk menargetkan kaum millennials berkembang pesat.
Sebagai contoh, ada Roti Jamaika yang sebenarnya sudah populer sejak 16 tahun lalu di UK. Namun, roti ini belakangan hits di kalangan millennials Inggris karena menggunakan daging halal. Kaum millennials memburu pilihan makanan halal lain selain kebab dan kari di Inggris.
Begitu juga dengan sebuah kedai minuman cocktail halal, sushi, ayam Korea, dan lain sebagainya di Inggris. Dengan beralih menjual makanan yang berbahan dasar halal, para pengusaha kuliner itu mengakui bisa meningkatkan omset dengan pasar yang jelas.
Popularitas muslim di UK pada tahun 2011 adalah 5 persen dan jumlahnya terus meningkat. Pada 2014, industri makanan halal di UK bernilai lebih dari £3 Miliar berdasarkan data dari Muslim Council Britain.
Millennials muslim bergerak. Mereka suka menjelajah ke berbagai negara baik untuk belajar maupun jalan-jalan. Karena itu, pelaku industri makanan sadar, bisnis kuliner halal yang menargetkan millennials muslim sangat menjanjikan. Kini, orang-orang memang lebih peduli pada daging yang mereka makan. Apa yang dimakan hewan itu dan bagaimana manusia memperlakukannya saat menyembelih.