Muslimahdaily - Zaman yang semakin berkembang ini menjadikan masyarakat di dunia semakin memiliki pemikiran yang terbuka. Hal tersebut dapat dilihat secara nyata dari ajang Kontes Miss Nigeria yang sudah dimulai sejak tahun 1957 , yang dimana untuk pertama kalinya tahun ini memenangkan perempuan muslim berhijab.

Perempuan berusia 18 tahun ini bernama Shatu Garko yang berasal dari negara bagian Kano. Sebagai seseorang yang berasal dari negara bagian, keputusan yang dilakukan oleh Shatu Garko bukanlah keputusan yang mudah karena sebelumnya ia mendapatkan tentangan dari sang Ayah, dilansir dari chanelmuslim.com

Shatu Garko bercerita mengenai lika liku yang harus ia hadapi Ketika mengikuti kontes Miss Nigeria. Beruntungnya ia memiliki ibu yang selalu menjadi pendukung dan memberi keyakinan penuh akan keberhasilan yang dapat dicapai oleh Shatu Garko. Namun beda hal nya dengan ayahnya, yang dimana sang ayah tidak mendukungnya untuk mengikuti kontes kecantikan seperti itu.

Ayahnya memiliki kekhawatiran jika nantinya jilbab yang dipakai akan dilepas, ataupun Shatu harus menggunakan pakaian renang yang terbuka. Untuk itu dirinya dengan sang ibu harus memberikan presentasi penuh untuk meyakinkan ayahnya. Setelah usaha tersebut akhirnya Shatu Garko mendapatkan dukungan dari sang ayah.

“Dia khawatir saya dipaksa melepas jilbab saya, atau memakai baju renang, atau diperlakukan berbeda karena jilbab. Ibuku dan aku harus melakukan seluruh presentasi untuk meyakinkannya. Tapi setelah itu, saya mendapat dukungan penuh darinya.”

Segala macam kritik tidak menghalanginya untuk tetap berpartisipasi dalam acara ini. Banyak sekali yang mengatakan bahwa jika ia mengikuti kontes ini, hal tersebut akan merusak citra dari Miss Nigeria. Banyak komentar tidak baik yang ia dapatkan Ketika Shatu Garko memilih untuk berpartisipasi dalam acara besar ini.

“Beberapa mengatakan, ‘pergi ke sekolah’ dan beberapa mengatakan saya akan merusak merek Miss Nigeria. Yang lain bahkan menghasut agar saya membawa Boko Haram dan gembala Fulani. Saya mengabaikan mereka begitu saja,” katanya.

Meskipun sebelumnya ia sangat pesimis untuk mengikuti kompetisi ini, namun ia selalu memiliki pemikiran bahwa jika terpilih, Shatu Garko dapat menginspirasi banyak gadis muda muslim untuk bisa sama sama mencapai impian yang diinginkan. “Saya ingin mengambil kesempatan untuk diri saya sendiri. Ketika saya melamar, sejujurnya saya tidak berpikir sedetik pun bahwa saya bisa menang.

“Tapi suara kecil terus terngiang di kepalaku, ‘bagaimana jika kamu terpilih’? Saya menyadari bahwa hanya dengan terpilih, saya dapat menginspirasi begitu banyak gadis muda bahkan jika saya tidak menang.”, ucapnya.

Kesempatan menang yang ia dapatkan dapat membuktikan bahwa seorang gadis berhijab juga bisa layak terpilih untuk menjadi inspirasi bagi banyak orang dengan tetap teguh dalam prinsip agama. Agama dan etnis bukanlah hal yang menjadi penghalang karena semua itu tergantung dari kualitas yang dimiliki oleh seseorang tersebut. Terlebih lagi, kemenangan yang Shatu Garko dapatkan mampu menjadi motivasi bagi para gadis muda lainnya yang sama sama ingin berkarya dan meraih mimpinya dalam bidang ini.

Atiqa Rana Fergus Putri

Add comment

Submit