Muslimahdaily - Ada sebuah kisah yang diriwayatkan dari Imam Bukhari dan Muslim mengenai tiga orang yang berhasil keluar setelah terjebak di dalam gua. Di antara ketiganya, terdapat Fulan. Fulan merupakan penggembala yang memiliki orangtua yang sudah renta, istri terkasih, dan anak-anak yang masih belia.

Setiap menjelang sore, Fulan senantiasa memerah susu yang akan diberikan kepada keluarganya. Seperti biasa, Fulan akan selalu memberikan susu tersebut kepada orangtuanya terlebih dahulu, apabila keduanya telah kenyang barulah ia akan memberikan susu pada anak-anak dan isterinya. Lalu apabila mereka sudah kenyang barulah Fulan akan meminum sisanya.

Setiap hari Fulan tak pernah melewatkan memberi susu kepada orangtuanya meski sang istri dan anak-anaknya sudah menunggu. Bahkan ketika dirinya merasa lapar, halus, dan lelah sekalipun. Fulan tak pernah lebih dulu minum susu tersebut sebelum kedua orangtua dan keluarganya merasa kenyang.

Namun, pada suatu hari Fulan harus mengejar ternaknya yang lari hingga sore hari. Akibatnya ia terlambat memerah susu. Ketika Fulan pulang saat petang, dirinya nampak khawatir dan terburu-buru untuk segera memberikan susu kepada orangtuanya. Namun, pada saat itu orangtuanya telah tertidur pulas. Tetapi, siapa sangka justru hal itu tidak lantas membuat Fulan pergi begitu saja. Ia bahkan memutuskan untuk menunggu di kamar orangtuanya karena takut keduanya akan terbangun di tengah malam karena rasa lapar.

Ketika anak-anaknya menangis karena rasa lapar, Fulan tetap tidak memberikan susu kepada mereka. Sebab, dirinya menunggu ibu dan bapaknya terlebih dahulu.

Nyatanya, hingga pagi tiba, kedua orangtua Fulan belum juga terbangun dari lelapnya. Fulan masih tetap menunggu di dekat orang tuanya sambil memegang bejana berisi susu tersebut. Masya Allah sungguh luar biasa bakti Fulan kepada orangtuanya bahkan ketika ia telah memiliki keluarga sendiri.

RasulullahShallallahu'alaihi wa sallam mengisahkan dari Abdullah bin Umar bahwa ada tiga orang termasuk Fulan yang melakukan perjalanan namun tiba-tiba hujan turun. Lalu mereka memutuskan untuk berteduh di dalam gua di sebuah gunung. Namun nahas, sebuah batu besar menggelinding dan menutup pintu gua. Alhasil ketiga terjebak dan tidak dapat keluar dari gua tersebut.

"Lihatlah amal shaleh yang telah kamu kerjakan karena Allah, lalu berdoalah kepada Allah dengannya. Semoga Allah memberi kemudahan," ujar salah satu dari mereka.

Berdoalah Fulan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala. "Ya Allah, sesungguhnya aku mempunyai dua orangtua yang telah berusia lanjut, istri dan beberapa anak yang masih kecil. Aku menggembala untuk mereka. Jika aku pulang di sore hari, aku memerah susu, lalu memberi minum kedua orangtuaku terlebih dahulu sebelum anak-anakku. Suatu hari aku menggembala cukup jauh dari desa. Aku tidak pulang kecuali hari telah petang, dan aku mendapati kedua orang tuaku telah tidur.

Aku memerah susu seperti biasa. Aku membawa bejana susu kepada keduanya dan berdiri menunggu di atas kepala mereka berdua. Aku tidak ingin membangunkan keduanya dari tidur dan aku tidak ingin memberi minum anak-anakku sebelum keduanya minum. Sementara anak-anak menangis kelaparan di bawah kakiku. Aku tetap melakukan apa yang aku lakukan dan anak-anak juga demikian sampai terbit fajar. Jika engkau mengetahui bahwa aku melakukan itu hanya demi mencari wajah-Mu, maka bukalah pintu gua ini sedikit sehingga kami bisa melihat langit," doanya.

Kemudian atas kehendak Allah terbukalah sebagian pintu gua sehingga mereka dapat melihat langit. Dua orang lainnya melakukan hal yang sama namun dengan amalan yang berbeda. Keajaiban Allah pun datang, atas doa ketiganya terbuka lah seluruh penghalang gua itu.

Batu besar penghalang itu bergeser hingga ketiga orang tersebut dapat keluar dengan selamat. Berkat bakti Fulan kepada kedua orangtuanya menghadirkan keajaiban dan bantuan dari Allah ketika dalam kesulitan.

Semoga bakti dan kesalehan Fulan kepada orangtuanya dapat menjadi contoh bagi kita semua. Wallahu'alam.