Muslimahdaily - Terukir dalam sejarah bahwa telah lahir seorang Nabi dan Rasul terakhir yang agung, mulia, dan berwibawa di Mekkah, 12 Rabiul Awal Tahun Gajah dalam penanggalan hijriyah atau 20 April 571 masehi Bernama Muhammad. Beliau terlehir dari pasangan yang amat mulia Abdullah bin Abdul Mutholib dan Aminah binti Wahb.
Di malam saat Rasulullah lahir, banyak sekali keajaiban yang terjadi. Seluruh pintu neraka ditutup, sedangkan pintu-pintu surga terbuka lebar dan Bintang-bintang bersinar terang. Seluruh alam semesta telah siap menyambut kehadiran kekasih Allah Subhanahu Wata’ala.
Disaat itu juga empat orang wanita agung nan mulia hadir secara tiba-tiba di rumah Aminah yang sedang sedih karena tidak ada yang membantunya melahirkan. Merujuk kitab An-Ni’matul Kubra ‘Alal ‘Alam karya Syihabuddin Ahmad bin Hajar al-Haitami Asy-Syafii, Mereka begitu cantik, anggun, harum, dan diliputi dengan cahaya yang memancar kemilauan.
Datanglah wanita pertama menghampiri Aminah kemudian berkata, “Sungguh berbahagialah engkau, Wahai Aminah!” Wanita itu juga mengatakan bahwa Aminah adalah perempuan paling beruntung dan mulia di dunia karena telah mengandung Muhammad, pemimpin setiap insan. Setelah itu wanita tersebut pun duduk di sebelah kanan sang ibunda nabi. Aminah kemudian bertanya, “Siapa engkau?” Wanita itu menjawab, “Kenalkan, aku adalah Hawa istri Nabi Adam Alaihissalam, ibunda dari seluruh umat manusia. Aku diperintahkan Allah untuk menemanimu.”
Kemudian wanita kedua juga mendekat kemudian menyampaikan pujian kepada Aminah bahwa tidak ada Wanita di dunia ini yang mendapatkan kemuliaan dan keberuntungan daripada Aminah. Aminah mengandung Nabi Muhammad, seorang yang begitu istimewa, mulia, agung, cerdas, dermawan, dan sangat berwibawa. Setelah ditanya Aminah, wanita tersebut menjawab bahwa dirinya adalah Sarah, istri Nabi Ibrahim, ia juga diperintah Allah untuk menemani proses kelahiran Nabi Muhammad. Kemudian Sarah pun duduk di sebelah kiri Aminah.
Selanjutnya mendekatlah wanita ketiga, ia menyebut bahwa Aminah begitu beruntung karena telah mengandung kekasih Allah dan duduk di belakang Aminah, ia adalah Asiyah binti Muzahim yang diutus Allah untuk menemani Aminah.
Lalu datanglah wanita terakhir yang duduk di depan Aminah. Aminah semakin kagum karena wanita keempat ini lebih anggun, berwibawa, dan cantik. Ia juga meminta Aminah untuk tidak menangis lagi. “Sesungguhnya aku adalah Maryam binti Imran, ibunda Nabi Isa Alaihissalam,” Ucapnya saat Amina menanyakan siapa dirinya.
Aminah menjadi tenang dan damai setelah kehadiran wanita-wanita mulia tersebut. Pada saat tanda-tanda kelahiran sudah mulai terasa, Aminah menyandarkan tubuhnya kepada empat wanita tersebut.
Selama proses kelahiran, seorang bidan juga ikut membantu, ia adalah Syifa’ Binti ‘Amr yang merupakan ibunda sahabta rasulullah, Abdurrahman bin ‘Auf. Saat sang bayi berhasil keluar, Syifa’ Binti ‘Amr pun langsung menggendongnya dan Aminah pun tersenyum lega. Telah lahir manusia spesial, manusia penutup para Nabi dan Rasul, Muhammad yang Mulia.