Nabi dan Rasul

Nabi Idris ‘Alaihissaalam merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam ‘Alaihissalam. Silsilahnya Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Ia hidup seribu tahun setelah wafatnya Nabi Adam pada tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

Ketaatnya terhadap Yang Maha Kuasa tiada tanding. Bukan lagi hal kecil, menyembelih sang buah hati atas perintah Allah Ta’ala. Sang anak pun demikian, rasa tunduknya terhadap Tuhan dan hormat kepada orangtua menggugurkan rasa takutnya ketika sebilah pisau menghampiri lehernya. Kisah inilah yang menjadi awal mula perintah untuk berkurban.

Ulul ‘Azmi ialah suatu gelar yang melambangkan tentang keteguh hati dalam menjalankan amanat dan kerja keras dalam mewujudkan cita-cita, sehingga setiap halangan dapat dilalui sampai amanat itu dijalankan dengan baik dan cita-citanya tercapai. Keteguhan dan kesabaran dalam melaksanakan amanat ini merupakan salah satu kunci para rasul di dalam kesuksesan mengembanan risalah mereka. Kesuksesan dalam membumikan kalamullah, amanahnya melekat dalam jiwa, darah jihadnya mengalir di sendi-sendi kehidupannya.

Tatkala Nabi Adam ‘Alaihissalaam dan Siti Hawa diturunkan ke bumi setelah sebelumnya hidup penuh kenikmatan di dalam Surga. Kemudian mereka dipertemukan di Jabal Rahmah setelah pencarian yang panjang. Sungguh Allah Maha Kuasa, dijadikan bumi sebagai cobaan bagi manusia dan agar manusia mau belajar dan berusaha.

Hari yang fitri telah datang bersamaan dengan datangnya bulan baru. Setelah sebulan penuh melaksanakan puasa. Suka cita berdatangan kepada siapa saja yang menyambut baik hari ini. Musuh besar telah ditaklukkan. Hawa nafsu telah kalah bagi para pemenang. Layaknya diberikan hadiah surga, senyuman menghiasi umat muslim di hari Idul Fitri.

Artikel Selanjutnya...