
Zara Glucht, seorang wanita Polandia, mengenal Islam pertama kali dari seorang pria yang kini menjadi suaminya. Setelah berislam dan menikah, Zara justru lebih religius dibanding sang suami. Bahkan ketika suaminya meminta ia melepas jilbab, Zara menolak. Ia bahagia dengan jilbabnya meski harus menghadapi islamophobia di tempat tinggalnya, Inggris.

- Detail
- Kategori: Journey to islam
- Itsna Diah By
Bukan perjalan yang mudah bagi Noora Alsamman. Ketika memutuskan untuk menjadi muslim saat usianya baru beranjak 15 tahun, ia mendapat penolakan keras dari keluarga. Satu-satunya ayah dan ibu yang dimiliki Noora justru menentang habis-habisnya keputusan Noora tersebut. Namun, semangatnya tak sebanyak umurnya kala itu, ia tetap mempertahankan keimanannya dan terus berdoa agar selalu diberi kemudahan.

Beruntunglah bagi seorang anak yang dilahirkan sebagai muslim, apalagi hidup di tengah keluarga yang taat menyembah Allah, serta dididik dan dibesarkan bersama Al-Qur’an. Keberuntungan itu mungkin dengan mudah dimiliki banyak gadis di negeri mayoritas muslim, namun tidak bagi sosok inspiratif kita kali ini, panggil saja Husna(disamarkan). Memiliki orang tua yang berbeda agama membuat gadis 17 tahun tersebut tak didapat bermimpi apalagi meraih kehidupan damai keluarga muslim.

Alan Rooney tinggal di Inverness, sebuah kota dataran tinggi di Skotlandia. Di sana ia tak pernah berjumpa dengan seorang muslim, tak pernah mengenal Islam, apalagi mendengar seruan adzan. Sebuah perjalanan membuat hidupnya berubah. Ia mengenal Islam dan langsung jatuh cinta pada agama Rasulullah ini.
Artikel Selanjutnya...
Halaman 12 dari 17