Story

Sebuah suara misterius menggemparkan seisi kota. Suara itu terdengar sangat pilu. Suara itu layaknya tangisan seorang bocah. Namun tak ada bocah yang tengah menangis. Tak ada seorang pun yang tengah menangis. Karena tangisan itu datang dari sebatang pohon.

Memiliki anak berarti sudah mampu menurunkan ilmu yang telah didapat selama ini, begitu pula perjuangannya menyebarkan agama Allah. Hal itu juga berarti Nabi Ya’qub hampir selesai dengan tugasnya sebagai seorang nabi. Ia pun juga semakin dekat dengan kematiannya.

Penyerangan pasukan gajah Abrahah masih teringat kuat di benak warga Makkah. Pasukan yang besar nan mengerikan hampir saja meluluh lantakkan ikon kebanggan mereka, Ka'bah. Sebagai pengingat betapa menakjubkannya pasukan itu diazab, warga Makkah menamai tahun terjadinya momen itu dengan sebutan “tahun gajah”.

Nabi Idris ‘Alaihissaalam merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam ‘Alaihissalam. Silsilahnya Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusy bin Syits bin Adam. Ia hidup seribu tahun setelah wafatnya Nabi Adam pada tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

Ketaatnya terhadap Yang Maha Kuasa tiada tanding. Bukan lagi hal kecil, menyembelih sang buah hati atas perintah Allah Ta’ala. Sang anak pun demikian, rasa tunduknya terhadap Tuhan dan hormat kepada orangtua menggugurkan rasa takutnya ketika sebilah pisau menghampiri lehernya. Kisah inilah yang menjadi awal mula perintah untuk berkurban.

Ulul ‘Azmi ialah suatu gelar yang melambangkan tentang keteguh hati dalam menjalankan amanat dan kerja keras dalam mewujudkan cita-cita, sehingga setiap halangan dapat dilalui sampai amanat itu dijalankan dengan baik dan cita-citanya tercapai. Keteguhan dan kesabaran dalam melaksanakan amanat ini merupakan salah satu kunci para rasul di dalam kesuksesan mengembanan risalah mereka. Kesuksesan dalam membumikan kalamullah, amanahnya melekat dalam jiwa, darah jihadnya mengalir di sendi-sendi kehidupannya.

Artikel Selanjutnya...