Allah dengan segala hikmah-Nya selalu menakdirkan kebaikan. Namun manusia lah yang terkadang menganggap ujian dan cobaan sebagai suatu kemalangan, kesedihan, keburukan, bahkan kesialan.

Suatu hari, ada seorang laki-laki yang ingin menikahkan putrinya. Lelaki itu adalah seorang pemimpin dan Qadli di kota Marwu (salah satu kota di Negara Persia).

Wahsyi bin Harb Al-Habsyi, seorang budak hitam asal Habasyah (Ethiopia). Bertubuh tinggi kekar sehingga ia mendapat julukan Abu Dasamah atau pria yang berbadan subur. Ia dikenal lihai memainkan tombak. Tombak yang ia lepas selalu tepat sasaran.

Sang paman membentak Al Ahnaf ketika sang kemenakan mengeluhkan sakit perutnya. Mengapa pamannya berbuat demikian? Ternyata ia memiliki sebuah kisah yang akan membuat siapa saja malu untuk mengeluh ketika ditimpa penyakit.

Sebuah gunung menjulang tinggi di tengah padang yang gersang. Berdiri dengan gagahnya menjadi saksi cinta dua manusia. Sebab di sanalah, dua insan bertemu kali pertama membangun peradaban manusia.

Jundab bin Janadah, seorang pembegal ulung dari kabilah Ghiffar. Sebuah kabilah Arab Badui yang penduduknya tinggal di daerah pegunungan, jauh dari pusat kota.