Hikmah

Kepergian Sayyidah Khadijah pada tahun ke-9 Hijriah meninggalkan duka medalam di hati Rasulullah. Karena beliaulah sosok setia yang paling banyak membantu perjuangan Nabi pada masa awal-awal kenabian. Setelah Khadijah tiada, masih ada “Khadijah” lain yang berjuang demi berjayanya Islam.

Dalam menjaga rumah tangga, baik suami dan istri memiliki perannya masing-masing. Menjadi seorang istri tentunya kita memiliki tugas untuk terus menghormati dan mendukung suami. Sama halnya dengan istri Nabi Ayyub 'Alaihissalam, Siti Rahmah. Kesetiaan dan kesabarannya yang tiada tara pantas untuk dijadikan pelajaran bagi kita semua.

Alkisah hiduplah seorang muslim dari kalangan Anshar bernama Ts’alabah. Ia dan sang istri hidup dalam kemiskinan. Walau demikian, Ts’alabah merupakan sosok yang rajin beribadah dan enggan meninggalkan satu shalat pun.

Ada sebuah kisah yang disampaikan oleh Abu Ali Al Maghribi dalam kitab ‘Uyun Al Hikayat min Qashash ash-Shalihin wa Nawadir az-Zahidin karya Ibnu Jauzi. Dalam riwayatnya, Abu Ali menceritkan bahwa suatu ketika Yusuf Al Ghasuli sedang berada di Syam bersama Ibrahim.

Alkisah seorang pangeran bernama Buyhid dikabarkan tengah sakit. Raja dan seluruh pengawalnya pun berusaha menyembuhkan sakit salah satu anaknya tersebut. Beberapa dokter dan ahli sengaja didatangkan guna mengembalikan keadaan pangeran seperti sedia kala.

Adalah Rukanah bin Abdu Yazid bin Hisyam bin Abdul Muthalib bin Abu Manaf Al Muthallibi, seorang pemimpin Arab yang terkenal akan kekuatannya. Badannya tinggi dan besar, serta kekar. Postur tubuhnya sangat kontras dengan penduduk lain sehingga sangat mudah dikenali.

Ketika kaum Muslim mengadakan perjalanan ke Habasyah, Ummu Habibah termasuk di antara para rombongan tersebut. Ummu Habibah rela meninggalkan kedua orangtuanya beserta sanak saudara. Ia juga lebih memilih ikut ke Habasyah dan meninggalkan suaminya, Ubadillah bin Jahsy yang telah murtad dan pergi ke Abyssinia.

Artikel Selanjutnya...